Selasa 26 Nov 2013 20:00 WIB

Atasi Bencana, Filipina Andalkan Peta NASA

Topan Haiyan porak-porandakan Filipina.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Topan Haiyan porak-porandakan Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Para pekerja bantuan dan rekonstruksi yang melakukan respon terhadap bencana di Filipina sekarang memiliki satu lagi alat untuk membantu pekerjaan mereka. Sebuah peta telah diciptakan oleh Laboratorium Propulsi Jet NASA menunjukkan daerah-daerah yang mengalami kerusakan terburuk akibat Topan Haiyan.

Para ilmuwan yang menciptakan peta tersebut berasal dari California selatan, yang merupakan lokasi komunitas Filipina Amerika terbesar. Di Katedral Our Lady of the Angels, warga Amerika keturunan Filipina datang untuk saling mendukung dan mendoakan orang-orang yang mereka cintai yang terkena topan tersebut.

Jika warga lain hanya dapat membantu secara spiritual dan finansial, Susan Owen dan rekan-rekan kerjanya menggunakan sains untuk membantu. "Sedih melihat banyak daerah di kota itu berwarna merah ketika kami melihat peta itu," ujar Owen seperti dilansir voanews.com, Selasa (26/11).

Owen mengacu pada peta yang dibuat oleh para ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet NASA. Warna merah di peta menunjukkan kerusakan akibat badai di wilayah dekat Tacloban tempat topan mendarat. Peta itu menggunakan data yang diambil oleh satelit radar badan antariksa Italia untuk membuat kumpulan gambar sebelum dan sesudah topan.

"Jadi kami menggunakan energi yang dipancarkan kembali dari Bumi untuk menentukan jenis kerusakan yang terjadi di wilayah ini. Anda dapat bayangkan bangunan-bangunan yang berdiri di sana akan merefleksikan energi kembali secara berbeda dibandingkan ketika mereka hancur," ujar Owen.

Alanna Simpson, dari lembaga Fasilitas Global untuk Pengurangan dan Pemulihan Bencana, mengatakan kelompoknya memiliki sebuah tim di Filipina dan mengunakan peta itu untuk membantu rekonstruksi. "Bagi kami saat ini, penting untuk mengetahui daerah-daerah mana yang terimbas paling besar," ujarnya.

Peta itu tidak hanya membantu badan-badan bantuan internasional dan orang-orang di Filipina mengidentifikasi kerusakan di daerah-daerah terpencil.

“Kami mengetahui dari orang-orang yang mengontak kami bahwa mereka mencari daerah-daerah dimana mereka dapat mendaratkan pesawat. Jadi, dengan menggunakan peta tersebut, mereka dapat mengidentifikasi wilayah-wilayah yang tidak terlalu rusak," ujar Owen.

Owen mengatakan timnya akan terus mengumpulkan data satelit yang diperlukan untuk melihat kemajuan rekonstruksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement