REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) mencanangkan target investasi ke daerah itu pada 2014 sebesar Rp19,57 triliun.
Target tersebut menurut Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki mengalami peningkatan 15 persen dibanding target 2013.
"Untuk target investasi 2013 sampai triwulan III sudah mencapai Rp13,34 triliun dari target sebesar Rp17,02 triliun kita optimis target tersebut akan tercapai pada Desember 2013," kata Ishak Mekki, Selasa (26/11).
Dengan jumlah investasi tersebut, menurut dia, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 40,873 orang. "Investor masih menanamkan investasinya pada sektor perkebunan, pertambangan dan industri seperti kelapa sawit, karet, kimia," ujarnya.
Untuk investasi ke depan, ia melanjutkan, akan lebih diarahkan pada hilirisasi dari industri karet dan kelapa sawit. "Bukan berarti kita akan menutup investasi pada sektor lainnya kepada investor lain yang akan berinvestasi di sektor perdagangan, pertanian dan jasa," katanya.
"Dengan adanya kebijakan investasi yang mengarah kepada hilirisasi industri diharapkan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang akan menurunkan angka pengangguran di Sumatera Selatan," Ishak Mekkimenambahkan.
Menurut Kepala Badan Promosi dan Perizinan Penaman Modal Daerah (BP3MD) Sumsel Permana, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus memacu mengejar target investasi 2013 sebesar Rp17,02 triliun.
"Kami optimis target tersebut bisa tercapai karena ada beberapa calon investornya yang akan merealisasikan investasinya sampai akhir 2013," kata Permana.
Menurut Permana pergerakan pertumbuhan investasi ke Sumsel cenderung positif. Pada semester II tahun 2013 investasi yang masuk mencapai Rp5,8 triliun investasi yang didominasi sektor jasa, importir, batu bara, perkebunan, serta hilirisasi.
Sementara capaian pada triwulan pertama sebesar Rp3,8 triliun.Diantara investasi yang telah direalisasikan pada 2013 adalah pembangunan pabrik baru PT Pusri IIB sebesar Rp7 triliun. Perencanaan pembangunan pabrik baru PT Pusri ini pada 2012 dan realisasinya penanaman modalnya pada 2013.
Permana mengungkapkan, meski hasil ini cukup membanggakan namun Pemerintah Provinsi Sumsel tidak mau berpuas diri, mengingat memiliki target mengembangkan industri hilir yang harus direalisasi karena keuntungan yang diperoleh akan lebih berlipat dibandingkan sekadar menjual bahan baku.
"Saat ini visi pemerintah daerah tidak hanya menjual bahan baku, tapi menggugah investor untuk menanamkan modal pada sektor hilirisasi," ujarnya.