Selasa 26 Nov 2013 23:35 WIB

KKP Percepat Pembangunan Kelautan Melalui 'Gempita'

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja membongkar muatan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pekerja membongkar muatan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BITUNG -- Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar kegiatan Gerakan Nasional Peduli Industrialisasi Kelautan dan Perikanan (Gempita).

Sekretaris BPSDM KP, Mulyoto, mengatakan Gempita menjadi salah upaya untuk dapat memberikan informasi dalam rangka percepatan pembangunan industrialisasi kelautan dan perikanan. "Untuk lebih mendorong keikutsertaan masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan," katanya dalam acara Gempita di Pelabuhan Bitung, Selasa (26/11).

Ia mengatakan, penyuluhan perikanan berperan penting dalam pengembangan SDM untuk pembangunan kelautan dan perikanan. Menurutnya, dengan pembangunan kelautan dan perikanan ini dapat berimbas pada kesejahteraan masyarakat setempat.

"Masyarakat industrialisasi itu adalah pelaku usaha yang berada pada kawasan potensi perikanan," tambah Mulyoto. Untuk mengantisipasi jumlah penyuluh yang kurang, pihaknya akan menambah penyuluh swadaya.

"Target penyuluh tahun ini 10ribu orang. Karena jumlah PNS sudah dibatasi moratorium. Penyuluh kontrak akan tetap dipertahankan dan dapat juga dilakukan oleh penyuluh swadaya," jelasnya.

Menurutnya, dengan menjadikan kelompok usaha menjadi kelompok yang mandiri, para kelompok usaha tersebut dapat menjadi penyuluh swadaya. Saat ini, lanjut Mulyoto, jumlah dan kompetensi SDM yang ada masih perlu ditingkatkan. Lantaran masih banyak sumber daya kelautan yang belum dimanfaatkan. 

"Kemampuannya juga kurang. Sehingga jumlahnya juga harus ditambah. Tujuan utamanya untuk penambah kelompok," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara, Jefrey Senduk, mengatakan di Sulut saat ini hanya terdapat 291 penyuluh perikanan. "291 penyuluh itu terdiri dari 139 PNS, 30 penyuluh perikanan tenaga kontrak, dan 122 penyuluh swadaya," katanya.

Para penyuluh tersebut tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Sulut. Senduk menjelaskan, para penyuluh tersebut melakukan pendampingan-pendampingan kepada kelompok usaha.

Menurutnya, jumlah para penyuluh perikanan yang ada di Sulut saat ini masih kurang. Sehingga, diharapkan pemerintah dapat menambah jumlah penyuluh.

Dalam acara Gempita, juga digelar lomba kelompok yang berasal dari tuga provinsi, yakni Kelompok Usaha Bersama (KUB) Fajar Bahari dari Sulsel, Kelompok Pengolah dan Pemasar Ustafu dari Sulut, dan KUB Tanjung Karang dari Gorontalo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement