REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Serangan Islamofobia kembali menimpa Muslim Belgia. Sebuah masjid di Genk, menjadi korban vandalisme. Pada dinding masjid terdapat coretan lambang swastika dan slogan kasar.
Ketua Eksekutif Muslim Belgia, Semsettin Ugurlu, menilai ini insiden mengejutkan. Namun, umat Islam diminta tenang dalam menghadapi provokasi tersebut. "Kami mengecam keras, tindakan rasisme, islamofobia dan vandalisme," kata dia seperti dilansir Saphirnews.com, Rabu (27/11).
Serangan itu terjadi pada Jumat (22/11) malam. Ada tiga masjid yang jadi sasaran serangan tersebut. Di salah satu masjid, bahkan ditemukan kepala babi. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan sejumlah aparat ditempatkan di sana.
Walikota Genk, Wim Dries menyatakan insiden ini menandakan ada seorang yang hendak memprovokasi harmonisasi kerukunan umat beragama. "Serangan ini tidak dibenarkan. Kami tidak akan mentolerir masalah ini," kata dia.
Wim pun memerintahkan dilakukannya investigasi agar pelaku serangan Islamofoia ini segera ditangkap. Sejauh ini, investigasi mulai berjalan. Kepolisian telah menyebarkan sketsa yang merujuk dari keterangan para saksi.
Sementara itu, Ugurlu mendesak komunitas Muslim agar mendesak seluruh masjid di Belgia agar membuka diri untuk warga non-Muslim. Ini dimaksudkan guna meluruskan kesalahpahaman yang terjadi. "Keterbukaan dan dialog adalah satu-satunya jalan hidup bersama," kata dia.
Serangan ini bukanlah kali pertama di Belgia. Pada Maret lalu, seorang imam Muslim tewas dalam sebuah insiden kebakaran di Brussel.