REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kabar penjualan Masjid Teja Suar di Jalan Tuparev, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah menimbulkan gejolak dan reaksi keras dari berbagai kalangan. Karenanya, pemilik Masjid Teja Suar, akan mengembalikan masjid tersebut ke posisinya semula.
Hal itu diungkapkan Ketua Muhamadiyah Kota Cirebon, Kosasih Natawijaya. Ia mengaku, mendapat informasi itu langsung dari Cicih, yang merupakan istri dari pemilik Masjid Teja Suar, H Saelan.
"Saya dengar langsung dari Ibu Cicih, beliau meminta doa akan berusaha mengembalikan masjid Teja Suar ke posisinya semula,’’ ujar Kosasih, saat dihubungi ROL via telepon seluler, Rabu (27/11).
Ketika ditanyakan maksud pernyataan dikembalikan pada posisi semula, Kosasih menjelaskan, sertifikat itu semula atas nama Cicih. Ia menduga, pihak keluarga ingin mengembalikan sertifikat itu agar tetap atas nama Cicih dan tidak berpindah tangan.
Kosasih menerangkan, pihak keluarga sebenarnya tidak bermaksud semata-mata hendak menjual masjid Teja Suar. Pihak keluarga ingin menjual aset berupa rumah dan lahan di Jalan Tuparev. Namun, di atas lahan itu berdiri masjid Teja Suar.
Kosasih menjelaskan, aset yang di dalamnya terdapat masjid Teja Suar itu akan dibeli seorang pengusaha Muslim asal Cirebon. Pengusaha itu telah menolong pihak keluarga H Saelan yang kala itu sedang dililit kesulitan.
Namun, timbulnya beragam gejolak dan reaksi keras mengenai penjualan masjid Teja Suar, akhirnya membuat pihak keluarga berniat mengembalikan masjid ke posisinya semula. "Bahkan, pihak keluarga juga memiliki niat baik untuk mewakafkan masjid Teja Suar kepada masyarakat," kata Kosasih.
Ketika ditanyakan mengenai nilai jual maupun proses pembayaran masjid Teja Suar, Kosasih mengaku tidak tahu. Dia menyatakan tidak tahu apakah pembeli baru sebatas memberikan uang muka, atau membayar separuh harga atau malah membayar lunas.
"Yang pasti pihak keluarga saat ini sedang berjuang untuk mengembalikan masjid ke posisinya semula dan akan mewakafkannya," kata Kosasih menegaskan.