REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang jurnalis yang juga pengacara hak-hak sipil asal Amerika Serikat (AS), Glenn Greenwald, belum lama ini menjadi sorotan lantaran bekerja sama dengan mantan analis Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward Snowden.
Terakhir, kabar teranyar menyebutkan, pria itu juga mempertahankan hubungannya dengan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), sebuah yayasan yang gigih membela kebebasan sipil Muslim AS.
Pada 16 November lalu, Greenwald menjadi pembicara tamu di sebuah acara CAIR yang bertajuk ‘Kebebasan Beragama’. Hal ini tak pelak menuai kritik dari kelompok ekstremis kanan AS yang sebelumnya menuduh CAIR memiliki hubungan dengan terorisme.
Sejak itu, Greenwald mengatakan patriotismenya untuk negara itu telah menjadi bahan perdebatan publik.Greenwald mengimbau masyarakat untuk mendukung upaya CAIR demi melindungi nilai-nilai kebebasan yang diusung AS sejak negara itu didirikan.
Laki-laki itu bahkan juga mengkritik keras orang-orang yang mengabaikan berbagai pelanggaran hak asasi terhadap Muslim Amerika. "Dengan membiarkan hak-hak Muslim di negara ini dilanggar, itu sama saja artinya kita membiarkan kebebasan semua orang Amerika didegradasi dan diancam," ujarnya seperti dikutip World Bulletin, Kamis (28/11).
Hanya saja, imbauan tersebut justru membuatnya dihujat oleh kelompok ekstremis kanan AS.Sebelumnya, sejumlah kalangan di negeri Paman Sam juga mengecam Greenwald atas laporannya di The Guardian mengenai program rahasia NSA yang diungkap oleh Snowden.