REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku tidak menyosialisasikan pemasangan alat pemantau bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi (RFID) dengan masif dan jor-joran. Alasannya, hingga kini perusahaan pelat merah itu masih fokus terhadap kesiapan peralatan tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengungkapkan, tidak ada batas waktu pemasangan RFID. ''Kalau ada batas waktu akan kita beritahukan jauh-jauh hari,'' kata dia kepada Republika, Jumat (29/11) sore.
Menurut Ali, ada kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat yang akhirnya membuat panik. Dia menginformasikan, pemasangan RFID gratis.
Sedikitnya 53 SPBU di Jakarta bisa menjadi pilihan untuk pemasangan RFID. Sekarang ini pemasangan masih difokuskan di Jakarta. SPBU mana saja yang bisa memasang RFID bisa dilihat di website Pertamina.
Ali menerangkan, sebenarnya RFID sudah bisa dipasang sejak dua bulan lalu. Namun, kini tiba-tiba masyarakat serentak memasang RFID.Masalah kekurangan stok RFID, Ali menjawab. ''Ditanya ke PT Inti saja,'' kata dia.