REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sedikitnya 300 orang remaja muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi damai menolak pergaulan bebas di depan gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (1/12).
Aksi ini sekaligus untuk memperingati Hari Human Immunodeficiency Virus Infection - Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS) sedunia yang diperingati pada hari ini.
Koordinator Lajnah Khusus Sekolah (LKS) Surabaya Muslimah HTI Siti Zulaikha mengatakan, pihaknya prihatin dengan pergaulan bebas yang semakin marak. Ironisnya kondisi tersebut dianggap seperti makanan sehari-hari.
Dia mencontohkan maraknya pergaulan bebas seperti kasus mucikari pekerja seks komersial (PSK) di Surabaya yang ternyata masih berstatus sebagai pelajar sekolah.
“Tentu kondisi tersebut harus diluruskan. Selain itu, kami prihatin karena persentase penderita HIV-Aids semakin meningkat,” katanya kepada Republika, Ahad (1/12).
Untuk itu, aksi kali ini dilakukan oleh muslimah HTI sebagai kampanye menolak pergaulan bebas dan mengkritik berbagai program pemerintah yang justru membuat pergaulan, seks bebas tumbuh subur.
Selain itu, kata Zulaikha, pihaknya menilai program kesehatan produksi (kespro) remaja dan kondomisasi yang nyata-nyata bersumber dari kapitalisme ternyata terbukti semakin meningkatkan angka pelaku seks bebas remaja dan penderita HIV-Aids.
Ia juga menyayangkan dan menentang pekan kondom nasional yang dilakukan Komisi Penanggulangan Aids Nasional (KPAN) pada 1-7 Desember 2013, dimana dalam kampanye kondom tersebut akan dibagikan kondom secara gratis pada remaja.
Program tersebut dinilai justru mensponsori seks bebas karena remaja akan memperoleh pembenaran bahwa berzina boleh dilakukan asalkan memakai kondom.
“Terlebih secara medis terbukti bahwa kondom nyata-nyata tidak mampu mencegah HIV-Aids. Sehingga bisa dikatakan bahwa Pekan Kondom Nasional adalah pembodohan terhadap masyarakat,” ucapnya.