Rabu 04 Dec 2013 02:13 WIB

Rupiah Diperkirakan Akan Terus Melemah

Mata uang Rupiah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Mata uang Rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Harry Azhar Aziz mengatakan rupiah masih akan sulit kembali ke level sebelumnya dikisaran Rp 9.000 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga 2015 mendatang. "Untuk saat ini rupiah masih akan sulit menguat dan kembali ke level semula, setidaknya hingga pertengahan 2015 mdndatang," kata dia di Batam, Kepulauan Riau.

Hal tersebut, kata Harry, di antaranya dikarenakan adanya sentimen politik dari pemerintah saat ini yang dinilai belum banyak membuat kebijakan nyata untuk menguatkan nilai tukar rupiah. "Ditambah masa pemerintahan yang berkuasa saat ini akan segera berakhir. Jadi tidak banyak kebijakan yang diambil," kata dia.

Harry mengatakan idealnya pemerintah dapat menekan krisis ini dan harus mulai sekarang dan hasilnya dapat dilihat pada enam bulan mendatang, namun karena masa pemerintahan saat ini akan berakhir, kemungkinan upaya-upaya menangkal krisis ini baru akan dilakukan pada pertengahan 2014 mendatang oleh jajaran kabinet yang baru.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, tidak mungkin dalam waktu dekat rupiah akan terangkat. Menurut saya butuh waktu panjang jika tidak ada kebijakan pemerintah saat ini. Anggota DPR Partai Golkar daerah pemilihan Kepri tersebut sangat menyesalkan sikap pemerintah yang cenderung lamban menanngani krisis.

Padahal, sebelumnya Komisi XI sudah merekomendasikan empat paket kebijakan untuk menangkal krisis yang meliputi upaya memperbaiki neraca transaksi berjalan dan menjaga nilai tukar rupiah dengan mendorong ekspor dan memberikan tambahan pengurangan pajak untuk ekspor padat karya yang memiliki ekspor minimal 30 persen dari total produksi. Termasuk menurunkan impor minyak dan gas dengan mendorong penggunaan biodiesel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement