REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program pembagian kondom gratis yang digelar dalam Pekan Kondom Nasional terus menuai kecaman.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional menggelar Pekan Kondom Nasional untuk memperingati Hari AIDS sedunia. "Sangat disayangkan upaya mengurangi angka dan mencegah HIV dan AIDS disimplifikasi dengan membagi kondom gratis," ujar Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Norma Sari kepada ROL, Selasa (3/12).
Menurut Norma, pembagian kondom secara gratis di tempat yang tidak sesuai akan menimbulkan persepsi yang tidak tepat. "Akan tepat ketika dilakukan di kampus dengan mahasiswa kedokteran, ilmu kesehatan yang paham tujuan kampanye peduli HIV dan AIDS dan paham makna di balik kampanye tersebut," ungkapnya.
Menjadi tidak tepat, tutur dia, ketika kondom dibagikan kepada mahasiswa secara umum yang kemungkinan akan cenderung mispersepsi makna, "Misalnya , seks menggunakan kondom aman, sehingga terlintas keinginan mencoba,'' cetusnya.
Jika tujuannya melakukan edukasi, papar dia, pembagian kondom gratis tidak dilakukan di lingkungan publik, tetapi kampanye memerangi perilaku berisiko lebih tepat. "Jika tujuannya mencegah penularan dibagikan ke tempat dan kelompok sasaran yang berisiko tinggi,'' ucapnya.
Norma menyarakan, agar pemerintah menggalakkan pendidikan kesehatan reproduksi yang salah satu kajiannya adalah pencegahan HIV dan AIDS. Hal tu, papar dia, lebih relevan dan urgen untuk dilakukan dengan berbagai metode yang tepat pada institusi pendidikan serta masyarakat.
''Nasyiatul Aisyiyah memiliki Posyandu Remaja yang salah satu aktivitasnya adalah pendidikan kesehatan reproduksi remaja dengan metode yang tepat."