REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, perempuan bisa menjadi aktor strategis di dalam pembangunan. Baik pembangunan di desa hingga lingkup pembangunan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera.
"Saya berpesan Nasyiatul 'Aisyiyah memiliki peran besar dalam mendidik anak dalam keluarga, maka harus membekali diri dengan pengetahuan yang matang. Perempuan yang hebat maka tentu akan menghasilkan generasi yang hebat," kata Muhadjir dalam siaran pers, Senin (15/1/2024).
Hal itu dia sampaikan pada kuliah umum di acara Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah dengan tema ‘Keluarga Muda Tangguh’ di Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan itu Muhadjir juga menyampaikan, pemberdayaan perempuan tidak hanya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing, tapi juga untuk penguatan ketahanan ekonomi dan karakter bangsa, serta memperkuat statabilitas negara.
Sementara untuk membangun keluarga yang berkualitas, kata dia, terdapat tiga arah kebijakan yang perlu diperkuat. Kebijakan-kebijakan itu, yakni meningkatkan perlindungan terhadap perempuan, meningkatkan akses pada layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial perempuan, serta peningkatan kegiatan ekonomi.
Upaya tersebut dia katakan tidak hanya menjadi tanggung jawab perempuan. Menurut Muhadjir, perspektif gender harus terinternalisasi dalam proses pembangunan keluarga sebagai satuan terkecil dalam masyarakat. "Perlu adanya peran yang setara antara laki-laki dan perempuan dalam membangun keluarga yang berkualitas," jelas Muhadjir.
Turut hadir pada acara hari ini Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA Pribudiarta Nur Sitepu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Ariati Dina Puspitasari, Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak Doddy Irawan, dan Ketua PWM Kalimantan Barat H Pabali Musa beserta jajarannya.