REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Indonesia mengusulkan pembentukan televisi Islam berskala internasional. Nantinya, televisi tersebut berada di bawah Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia. “Perlu sebuah media Islam yang kuat,” kata Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali di Jakarta, Selasa (3/12).
Suryadharma menegaskan hal itu dalam pembukaan Konferensi Internasional Media Islam III. Menurut dia, kehadiran sebuah media Islam berskala dunia sangat penting. Ini berguna sebagai penyeimbang pemberitaan miring tentang Islam. Ia mengatakan, Islam selalu terdiskriminasi.
Media yang berbentuk televisi tersebut nantinya bertujuan menggambarkan Islam sesungguhnya. “Islam yang sarat pesan damai dan toleransi,” kata Suryadharma. Ia menuturkan, beberapa media Barat selama ini sudah tak memiliki objektivitas dalam memberitakan Islam.
Konflik horizontal, baik di dalam maupun di luar negeri, diberitakan secara kurang berimbang. Konten beritanya sering kali memprovokasi dan tak membantu menyelesaikan masalah. Dengan kondisi yang stabil, ia menilai, Indonesia merupakan negara yang cocok untuk membuat televisi yang ia usulkan itu.
“Indonesia memiliki kelebihan untuk menghadirkan sebuah media televisi Islam internasional,” kata Suryadharma. Ia menyampaikan sejumlah alasan. Dari sisi sumber daya manusia, Indonesia mempunyai perguruan tinggi Islam yang dapat mendukung hadirnya sebuah televisi Islam.
Dari aturan perundang-undangan, kata Suryadharma, Indonesia juga memiliki kelebihan kebebasan pers yang lebih baik dibanding negara Islam lainnya. Gayung bersambut. Usulan Menag ini mendapat sambutan baik dari Sekjen Liga Muslim Dunia Abdullah Abdul Muhsin At-Turki.
Menurut dia, pemberitaan tentang Islam di dunia internasional cenderung melenceng. Islam dipojokkan. Keadaan semacam itu mengakibatkan dampak buruk, Islam selalu diadu domba. Media Islam yang ada sekarang ia anggap masih belum mampu berbuat banyak.
Ia mengungkapkan, media Islam belum dapat mengimbangi pemberitaan negatif dari media-media Barat. Karena itu, kata dia, memang dibutuhkan sebuah saluran televisi Islam yang siarannya menjangkau dunia. Ia mengaku, selama ini peran Liga Muslim Dunia masih belum optimal.
Terutama, dalam menghadirkan atau mewujudkan media Islam berskala internasional. Ia mengatakan, sudah ada beberapa kerja sama dengan saluran pemberitaan. “Kami berharap, konferensi ini bisa merealisasikan impian terwujudnya media Islam internasional,” katanya.
Dengan demikian, ujar Muhsin, harapan umat Islam dunia akan hadirnya media penyeimbang dengan strategi dan kemampuan teknologi informasi mumpuni, terpenuhi. Sekjen Kemenag Bahrul Hayat mengatakan, pendirian televisi Islam internasional akan diusulkan Indonesia dalam konferensi ini.
Ia mengatakan, usulan Indonesia yang disampaikan ke Liga Muslim Dunia memperoleh sambutan baik dari sekjennya. “Kami berharap, usulan ini kelak menjadi rekomendasi utama di penutupan konferensi pada 5 Desember 2013,” katanya.
Rekomendasi-rekomendasi dari kegiatan konferensi, kata Bahrul, selanjutnya dibahas antarnegara Islam. Ia ingin ada salah satu rekomendasi yang akhirnya menjadi aksi nyata, di antaranya, terbentuknya televisi Islam internasional sebagai penyeimbang pemberitaan tentang isu-isu Islam.