REPUBLIKA.CO.ID, Dulu, Kalimantan dikenang sebagai sebuah hutan rindang dengan orang utan serta burung-burung eksotis yang hanya bisa ditemukan di Kalimantan.
Kisah ini umum terjadi di pulau ketiga terbesar di dunia tersebut, yang suatu kali hampir tertutupi oleh pohon, namun sekarang telah kehilangan setengah hutannya, menurut lembaga perlindungan alam liar WWF. Seperti di Amazon, hutan hujan Kalimantan berlaku seperti busa, menyerap karbon yang diakibatkan perubahan iklim dari atmosfer.
Sebuah laporan terbaru dari LSM World Development Movement mengingatkan bahwa perburuan batu bara menyebar ke bagian-bagian Kalimantan yang dikonservasi, seperti Kalimantan Tengah. Hutan di provinsi ini saat ini hampir tak tersentuh namun perusahaan-perusahaan seperti BHP Billiton telah berencana menambang batu bara. BHP mengatakan semua perkembangannya di Kalimantan “akan didasarkan pada analisa mengenai dampak lingkungan dan sosial yang rinci.”
Meski ada kerusakan, Kalimantan terus menarik pencinta alam dari seluruh dunia untuk melihat hutan hujan tertua di planet ini dan lebih dari 1.400 spesies binatang dan 15.000 jenis tumbuhan seperti dilansir VOA.
Namun para ahli lingkungan mengingatkan mungkin tidak akan banyak yang tersisa jika kerusakan lingkungan terus terjadi dengan kecepatan seperti sekarang ini.