REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan Pagelaran Agung Keraton Dunia atau World Royal Heritage Festival, Kamis (5/12) siang.
Bertempat di Ruang Flores Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jokowi hadir mengenakan pakaian adat Betawi, ujung serong. Dengan ditemani Pangeran Hari, perwakilan dari Kerajaan Kutai Kartanegara dan Ketua Forum Silaturrahmi Keraton Nusantara, Panembahan Agung Sinuhun Tejowulan, Jokowi memukul gong sebagai tanda dibukanya festival yang pertama kali ada di dunia tersebut.
Sebelumnya, beberapa perwakilan kerajaan dari negara tetangga yang menjadi peserta festival memperkenalkan diri di depan panggung. Di antaranya kerajaan dari Brunei Darussalam, Filipina, dan Singapura.
Acara pembukaan Pagelaran Agung Keraton Dunia dihadiri oleh perwakilan kerajaan dari 165 keraton, kesultanan, dan pemangku adat nusantara serta 11 kerajaan mancanegara. Para keluarga raja tersebut hadir dengan mengenakan pakaian kebesaran mereka masing-masing.
Jokowi mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pemprov untuk membangun brand Jakarta sebagai kota budaya. Melalui acara ini, sambung dia, Pemprov ingin menonjolkan keberagaman adat istiadat Indonesia yang diharapkan mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi Jakarta.
"Setiap dua tahun sekali akan kita adakan lagi dengan tema yang berbeda-beda. Misalnya tahun berikutnya kita angkat tari-tariannnya, kemudian pengantinnya. Banyak sekali yang bisa ditonjolkan," ujar mantan Walikota Solo tersebut.
Dia juga mengatakan, Pagelaran Agung Keraton Dunia ini merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya. Indonesia, kata dia, memiliki kekayaan adat istiadat yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia.
"Kita ini terlalu sibuk dengan urusan ekonomi dan melupakan budaya. Padahal budaya sangat diperlukan. Jangan sampai tergerus dengan modernisasi," ucap alumni Universitas Gadjah Mada tersebut.