REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG --- Curah hujan yang tinggi sejak akhir pekan lalu mengakibatkan beberapa daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) dilanda banjir. Banjir di antaranya melanda beberapa desa di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Banyuasin.
Di Muara Enim, hujan yang turun sejak akhir pekan lalu sampai Ahad (8/12) telah merendam rumah warga di sembilan desa. Di antaranya banjir dengan ketinggian 50 cm – 1 meter merendam rumah warga pada empat desa di Kecamatan Ujanmas, yaitu Desa Ujanmas Lama, Desa Pinang Belarik, Desa Guci dan Desa Ulak Bandung. Banjir juga menenggelamkan lahan perkebunan dan sawah warga.
Di Kecamatan Ujanmas juga mengakibatkan jembatan gantung yang ada di daerah itu putus dan hanyut tersapu banjir. Jembatan gantung yang rusak terdapat di Desa Muara Gula Lama dan Desa Ujanmas Lama.
Daerah lain yang juga dilanda banjir di antaranya, Kelurahan Muara Enim, Desa Tanjung Raman, Desa Muara Gula Lama, Desa Gunung Megang Luar, Desa Gunung Megang Dalam.
Rumah warga dan kebun yang terendam banjir sebagian besar berada di bantaran sungai Lematang. Di Kecamatan Gunung Megan dua sekolah juga ikut terendam banjir yaitu, SDN 5 dan SDN 1 yang berada di Desa Gunung Megang Dalam.
Selain melanda Kabupaten Muara Enim, banjir juga melanda beberapa desa di Kabupaten Banyuasin. Banjir yang terjadi sejak akhir pekan lalu melanda pemukiman warga di Kecamatan Pulau Rimau. Salah satu desa yang terendam air di kecamatan ini adalah Desa Tabuan Asri. Akibatnya ratusan rumah warga dilanda banjir.
Menurut warga di Kecamatan Pulau Rimau, banjir mulai melanda beberapa desa sudah terjadi sejak pekan lalu. Namun dalam tiga hari terakhir, air bukan semakin surut justru genangan air semakin tinggi karena curah hujan yang cukup tinggi.
Banjir juga melanda desa lainnya, yaitu Desa Dana Mulya, Desa Buana Mukti, Desa Sumber Mulyo dan Desa Wana Mukti. Akibat genangan air yang tinggi jalan poros desa di kecamatan tersebut terputus, akibatnya untuk transportasi warga menggunakan sampan atau perahu.
Akibat banjir tersebut, warga sebagian mulai mengungsi ke tenda-tenda yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Banyuasin.
“Kami pilih mengungsi karena takut. Air yang merendam rumah kami terus meninggi. Sekarang tingginya sudah sampai pinggang orang dewasa,” kata seorang warga yang di lokasi pengungsian.
BPBD Banyuasin saat ini telah mendirikan tujuh tenda darurat untuk warga di Desa Tabuan Asri. Setiap tenda saat ini dihuni sekitar 50 warga.