REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, tak ingin penanganan banjir di ibu kota hanya sekadar seremoni belaka. Orang nomor satu di ibu kota itu menginginkan penanganan banjir secara terorganisir dengan satu komando.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya selalu dilakukan apel penanganan banjir, kali ini juga ditiadakan. Kegiatan tersebut kemudian diganti dengan simulai penanganan banjir langsung di lokasi rawan banjir seperti di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Kita sekarang tidak ingin seperti tahun lalu. Kalau kemarin hanya apel, kita sekarang langsung berada di tempat kejadian. Langsung di tempat yang diperkirakan terkena banjir," kata Jokowi, di Waduk Pluit, Jakarta Utara, seperti dilansir situs beritajakarta.
Sehingga, lanjut Jokowi, petugas bisa mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi banjir. Selain itu, nantinya setiap pendistrubusian bantuan dan peralatan evakuasi terorganisir dengan baik di bawah satu komando. "Evakuasi dan peralatan seperti apa semua diorganisasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam satu komando," tegasnya.
Simulasi di Waduk Pluit ini merupakan acara yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Simulasi penanggulangan banjir yang dilakukan berupa praktek bagaimana mengangkut orang menggunakan tandu, cara menyelamatkan diri saat tenggelam dan bagaiamana warga-warga yang terkena banjir mengangkut barang-barangnya untuk diselamatkan.