REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Pemimpin oposisi Suriah, Ahmad Jarba, mengatakan di Kuwait, Senin (9/12), ia akan mengunjungi Rusia atas undangan Moskow, tetapi tidak memberikan tanggal perjalanan.
Pengumuman itu muncul saat Rusia dan Amerika Serikat menggalang dukungan untuk prakarsa bersama mereka mengajak semua pihak dalam konflik Suriah untuk bergabung dalam pembicaraan perdamaian yang dijadwalkan 22 Januari di Jenewa. "Saya telah menerima undangan dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov untuk mengunjungi Moskow yang disampaikan oleh wakilnya sekitar 20 hari lalu," kata Ahmad Jarba, kepala badan payung oposisi Koalisi Nasional kepada kantor berita resmi KUNA.
"Saya telah menerima undangan sebelumnya tetapi belum bisa pergi karena sibuk dengan keterlibatan lainnya. Saya akan mengunjungi Rusia untuk meyakinkan mereka bahwa kepentingan mereka terletak pada rakyat Suriah dan bukan pada rezim," kata Jarba, yang sedang melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Kuwait, seperti dilaporkan AFP.
Ia tidak memberikan tanggal untuk kunjungan atau indikasi apakah akan terjadi sebelum apa yang disebut konferensi perdamaian Jenewa II. Moskow tetap salah satu pendukung paling keras kepala rezim Suriah.
Jarba mengatakan bahwa Koalisi Nasional telah memutuskan untuk menghadiri konferensi Jenewa II di bawah serangkaian syarat, termasuk bahwa Bashar tidak akan berperan lagi dalam masa depan politik Suriah.
Dia menambahkan bahwa syarat oposisi, yang juga termasuk pembukaan jalur kemanusiaan dan melepaskan perempuan dan anak-anak dari tahanan, yang diterima oleh pertemuan Sahabat Suriah yang diadakan di London dan dihadiri oleh menteri luar negeri dari 11 negara.