Selasa 10 Dec 2013 09:02 WIB

KAI Keluhkan Perlintasan Sebidang Sejak Lama

PT KAI
PT KAI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengeluhkan perlintasan sebidang yang tidak kunjung ditutup oleh pemerintah pusat maupun daerah sudah sejak lama. Hingga kini penutupan masih sebatas wacana yang belum terealisasikan.

"Kami telah mengusulkan baik ke pemerintah pusat maupun Pemprov DKI agar tidak ada lagi perlintasan kereta sebidang," kata Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono di Jakarta, Selasa (10/12).

Menurut dia, pihak PT KAI sebenarnya menginginkan agar jalur kereta api tidak bersinggungan dengan jalur kendaraan di jalan raya sehingga lebih baik dibuat seperti terowongan atau jalan layang.

Apalagi, Sugeng mengingatkan bahwa masih banyak pengguna jalan raya yang tidak disiplin dan kurang waspada saat menyeberang jalur perlintasan kereta.

Kepala Komite Nasional Komite Transportasi Tatang Kurniadi menegaskan bahwa pihaknya bukan bertugas mencari siapa yang bersalah karena itu wewenang aparat.

KNKT, ujar Tatang, melakukan penyelidikan mengenai penyebab dari kecelakaan sehingga dapat dikeluarkan rekomendasi terkait perbaikan sistem agar tidak terulang lagi kejadian serupa di masa mendatang.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan bakal mengkaji penyebab tubrukan di Pondok Betung, Jakarta, Senin, antara KRL Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki BBM yang diduga menerobos palang pintu perlintasan.

"Kami akan melihat bagaimana penanganannya karena diduga ada pelanggaran di perlintasan kereta," kata Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan di Jakarta, Senin (9/12).

Ia juga mengutarakan agar bagi para pengguna jalan untuk meningkatkan kesadaran diri saat mau melintasi pintu perlintasan kereta, apalagi terhadap kondisi pintu perlintasan yang telah ditutup.

"Perlu adanya kesadaran dari pengemudi bila pintu sudah ditutup dan sirene telah berbunyi agar jangan juga diterobos," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement