Selasa 27 Feb 2024 11:45 WIB

Anomali Sinyal Penyebab Kecelakaan KA Turangga, Sistem Persinyalan Terus Diperbaiki

Pengalihan persinyalan Cicalengka-Haurpugur ditargetkan rampung Juni 2024

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas melakukan proses evakuasi korban tabrakan kereta di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas melakukan proses evakuasi korban tabrakan kereta di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beberapa waktu lalu telah menyelesaikan investigasi kecelakaan KA Turangga dan KRL Bandung Raya yang terjadi pada awal 2024 ini. Serta, memberikan sejumlah rekomendasi kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam hasil investigasi. Karena, anomali sinyal menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

Menurut Plt Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Yuwono Wiarco, sudah melakukan pembahasan untuk menindaklanjuti rekomendasi dari KNKT. "Beberapa tindak lanjut sudah disepakati dan dilaksanakan. Mengenai apakah (sistem persinyalan) yang sudah berumur akan diganti atau tidak, prinsipnya dari KNKT sepanjang masih andal masih bisa beroperasi," ujar Yuwono, Senin (26/2/2024).

Baca Juga

Sementara menurut Direktur Prasarana Perkeretapian Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Djarot Tri Wardhono, perbaikan sistem persinyalan pada perkeretaapian nasional terus dilakukan. Khususnya mengenai pengalihan dari sistem persinyalan mekanik ke elektrik.

Djarot menjelaskan, kecelakaan KA Turangga yang terjadi di jalur Haurpugur-Cicalengka, saat ini tengah dirampungkan pengalihan sinyalnya dari mekanik ke elektrik. Hal tersebut juga termasuk dengan penyelesaian jalur ganda. "Jadi yang di Cicalengka-Haurpugur tahun ini kita targetkan rampung Juni 2024 pengalihan persinyalannya dan termasuk //double track//- nya," kata Djarot.

Djarot mengatakan, pada dasarnya masih banyak sinyal mekanik yang digunakan di dalam operasional perkeretaapian di Indonesia. Djarot menegaskan antara sistem persinyalan mekanik dan elektrik memiliki fungsi yang sama yaitu menjaga keselamatan.

"Meskipun mekanik hanya mekanisme saja tapi secara keandalan cukup bagus untuk mengawasi suatu perjalanan perkeretaapian," kata Djarot.

Sebelumnya, KNKT mengungkapkan sejumlah fakta yang berkaitan dalam kecelakaan KA Turangga dan KRL Bandung Raya yang terjadi pada awal tahun ini. Plt Kasubkom Investigator Kecelakaan Perkeretaapian KNKT, Gusnaedi Rachmanas mengungkapkan kecelakaan tersebut dapat terhindari jika sejumlah anomali serupa yang sudah terjadi sebelumnya dapat tertangani dengan baik.

"Berdasarkan //data logger// persinyalan, telah terjadi empat kali //event anomaly// akibat //uncommanded signal// yang serupa sejak Agustus 2023," kata Gusnaedi kepada Republika, Jumat (16/2/2024).

Gusnaedi menjelaskan, kejadian atau anomali tersebut disadari oleh pengatur perjalanan kereta api (PPKA) yang bertugas saat itu. Lalu kemudian sistem direset dan pelayanan dapat kembali normal. "Empat kali //kan// dikonfirmasi seandainya konfirmasi ini jalan ya tidak jadi. Makanya itu masuk ke kontribusi faktor (penyebab kecelakaan)," kata Gusnaedi.

Dia menjelaskan, anomali tersebut terekam secara sistem namun tidak tercatat secara laporan. Jadi, kata dia, di ruang PPKA tidak ada laporan gangguan persinyalan. "Padahal itu (laporan anomali) sebagai //input//-an unit terkait persinyalan. Ini untuk engineer untuk melakukan apa sih yang perlu diperbaiki," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement