Ahad 15 Dec 2013 07:34 WIB

Survei: Merosot Dukungan untuk Operasi Militer Prancis di CAR

Red: Didi Purwadi
Tentara Prancis berjalan melewati sebuah hanggar di pangkalan udara militer Mali di Bamako, Senin (14/1). (Reuters/Joe Penney)
Tentara Prancis berjalan melewati sebuah hanggar di pangkalan udara militer Mali di Bamako, Senin (14/1). (Reuters/Joe Penney)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dukungan domestik untuk operasi penjaga perdamaian Prancis di Republik Afrika Tengah (CAR) telah berlangsung cepat sejak kematian dua prajurit muda. Demikian kata jajak pendapat menunjukkan Sabtu.

Nicolas Vokaer (23) dan Antoine Le Quinio (22) tewas dalam baku tembak selama patroli di ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui, pada awal 10 Desember. Bentrokan terjadi beberapa hari setelah Prancis mengerahkan 1.600 tentaranya ke negara bekas jajahannya itu.

Misi resmi PBB telah membantu untuk memadamkan kekerasan yang menewaskan sedikitnya 600 orang saat gerilyawan Seleka yang menggulingkan Presiden Francois Bozize bentrok dengan milisi Kristen.

Namun, survei jajak pendapat Ifop yang dilakukan antara 11-13 Desember dan diterbitkan dalam surat kabar mingguan Journal du Dimanche menunjukkan dukungan di dalam negeri untuk misi 'Sangaris' telah merosot ke 44 persen dari 51 persen pada 6-7 Desember.