Rabu 18 Dec 2013 07:42 WIB

Bantu Negara Termiskin, Bank Dunia Himpun 52 M Dolar AS

Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim
Foto: voaindonesia.com
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia, pada Selasa (17/12), mengatakan bahwa kelompok negara maju dan berkembang sepakat untuk memberikan kontribusi 52 miliar dolar AS dalam pembiayaan selama tiga tahun ke depan untuk dana bank bagi negara-negara termiskin.

Angka ini meningkat lima persen dari pengumpulan atau pengisian ulang dana pada 2010 untuk pengumpulan yang disebut Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA). Program dana Bank Dunia ini didedikasikan untuk negara-negara termiskin.

Sebanyak 46 negara berjanji untuk berkontribusi pada IDA yang memberikan pinjaman dengan suku bunga nol atau bunga rendah. IDA juga memberikan bantuan dalam bentuk hibah untuk investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan, infrastruktur dan pertanian, serta pembangunan ekonomi dan institusional kepada negara-negara paling terbelakang.

"Fakta bahwa kemurahan hati ini datang selama periode ekonomi yang sangat sulit membuat semua janji ini lebih signifikan," Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, mengatakan kepada wartawan dalam sebuah konferensi jarak jauh, seperti dilaporkan Xinhua yang dikutip Rabu (18/12).

Kim mengatakan, negara-negara maju dan berkembang memainkan peran besar dalam pengumpulan dana ini, dan Bank Dunia menghargai partisipasi mereka.

"IDA adalah kemitraan yang unik dari negara-negara maju dan berkembang yang memiliki komitmen untuk berinvestasi dalam masa depan yang lebih baik bagi kaum miskin di dunia dan untuk kebaikan global," kata Joachim Von Amsberg, Wakil Presiden Bank Dunia untuk keuangan konsesiional dan kemitraan global.

Dana tersebut diisi kembali setiap tiga tahun. Pengisian terbaru yang berlangsung dari Juli 2014 sampai Juni 2017, rentang target "Millenium Development Goals" dan peluncuran agenda pasca-2015. Saat itu adalah waktu yang dinilai penting dalam upaya global untuk mengakhiri kemiskinan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement