REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelidiki kematian empat bocah yang ditemukan dalam sebuah kubangan air bekas galian batu kapur di wilayah Dusun Beji, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Senin dini hari.
"Kami akan cek apakah ada kelalaian atau unsur kesengajaan dari pihak yang membuat bekas galian itu atau tidak," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul, AKBP Surawan saat dikonfirmasi terkait kasus itu, Senin.
Empat korban tersebut masing-masing Cahya Dwi Purwandari (13), Heri Prasetyo (9), Ismanto (9) dan Idris Patriyatmojo (10), yang semuanya warga Beji yang ditemukan tewas mengambang di bekas galian batu kapur pada Senin (23/12) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.
Namun demikian, kata Kapolres, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh empat korban tersebut. Untuk sementara polisi menyimpulkan kematian tersebut murni karena kecelakaan.
"Korban meninggal diduga karena tenggelam, belum ada tersangka yang kami tetapkan, karena ini murni kecelakaan," katanya.
Namun demikian, saat ditanya apakah keberadaan kubangan yang diakibatkan karena proyek galian yang secara ilegal, pihaknya belum dapat memastikan dan masih akan mempelajari.
"Terkait itu saya kurang tahu, karena belum saya pelajari, nanti kami cek bekas galian itu, memang kalau malam hari (bekas galian) tidak kelihatan kalau anak kecil main, kami juga tidak bisa saling menyalahkan," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kecamatan Pajangan Bantul, AKP Sugeng Harsoyo mengatakan kejadian meninggalnya empat bocah tersebut berawal ketika pada Ahad (22/12) orang tua korban meninggalkan anaknya untuk menghadiri resepsi pernikahan salah satu warga setempat.
Akan tetapi, kata dia setelah para orang tua korban selesai menghadiri resepsi dan pulang ke rumah, anaknya diketahui tidak berada di rumah.
"Keluarga korban kemudian mencari keberadaan anaknya namun juga tidak ditemukan dan baru ketemu sekitar pukul 01.15 WIB dini hari di kubangan tidak jauh dari tempat tinggal mereka," katanya.
Menurut dia, di kawasan tersebut memang banyak kubangan air bekas galian batu kapur, sehingga pihaknya mengimbau warga untuk menjaga anak-anak mereka, terutama di musim hujan ini, karena bisa membahayakan bagi anak-anak.