REPUBLIKA.CO.ID, JARUSSALEM -- Yayasan Nelson Mandela, sebuah organisasi resmi yang didedikasikan untuk mempromosikan warisan Mandela, telah mempertanyakan kebenaran dari rilis otoritas kearsipan Israel. Rilis tersebut mengungkapkan, Mandela telah menerima pelatihan paramiliter dari Mossad.
Yayasan tersebut mengungkapkan, pada tahun 1962, Mandela memang melakukan tur ke negara-negara Afrika, dan bahkan menerima pelatihan militer di Etiopia. Dalam catatan yayasan, tidak ada bukti bahwa dia pernah berhubungan dengan Israel.
Yayasan tersebut mengaku memiliki koleksi dokumen pribadi Nelson Mandela. Berdasarkan penelusuran yayasan itu, mereka tak bisa menemukan bukti apa pun pada buku harian dan notanya pada 1962 yang mendukung klaim bahwa Mandela pernah berinteraksi dengan intelijen Israel.
"Pada 1962, Mandela menerima pelatihan dari pejuang pembebasan Algeria di Maroko dan Batalyon Etiopia di Kolfe, yang berada di luar Addis Ababa sebelum kembali ke Afrika Selatan pada Juli 1962,"jelas yayasan tersebut dalam rilis resminya, seperti dikutip Time of Israel.