REPUBLIKA.CO.ID, GHENT -- Gerakan radikalisasi di Eropa mencemaskan komunitas Muslim Belgia. Itu sebabnya, selama seperempat abad terakhir para sesepuh Muslim merintis pendidikan Alquran kepada generasi baru Muslim.
Direktur Riset dan Pengembangan Akademi Islam, Ibrahim Letoush mengungkap sebagian pemuda Muslim menempuh jalan ekstrim lantaran tidak menghafal dan memahami Alquran. "Mungkin mereka hafal beberapa. Tapi ayat-ayat yang rentan disalahgunakan," kata dia seperti dilansir Kuwait News Agency, Kamis (26/12).
Ibrahim menilai situasi itu jelas membutuhkan satu kerangka sistematis pendidikan Alquran bagi anak-anak Muslim. Akademi Islam Ghent telah memulai itu. "Apa yang kita lihat hari ini adalah situasi dimana kami melahirkan imam asli Belgia. Mereka hafal dan memahami Alquran dengan baik. Melalui mereka, ada harapan menangani radikalisasi," ucapnya.
Akademi Islam Ghent berdiri tahun 1989. Akademi ini didirikan oleh Mustfa Al Diwani, ulama Maroko yang bermigrasi ke Belgia pada tahun 1975. Kini ratusan hafiz telah lahir. Mereka sejak muda, yakni 15 tahun, menghafal Alquran. "Sekarang ada dua ratus orang belajar Alquran di Akademi," ucapnya.
Ibrahim mengatakan para pelajar Akademi lahir dan dibesarkan di Belgia dan sekarang bisa menjadi imam atau ulama . " Ini adalah hari besar bagi saya karena putra saya berusia 17 tahun, Anas saat ini telah menjadi Hafiz, " katanya .
Populasi Muslim di Belgia mencapai 450 ribu orang. Sebagian besar berasal dari Maroko. Sisanya berasal dari Turki.