REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Izin tinggal untuk imam masjid terbesar di Belgia ditarik oleh pemerintah negara tersebut. Laporan menyebut pencabutan telah terjadi sejak Oktober lalu menyusul kekhawatiran atas tuduhan ancaman terhadap keamanan nasional.
Dilansir dari Remix News, Jumat (14/1), Sekretaris Negara untuk Suaka dan Migrasi Sammy Mahdi mencabut hak kepala imam Al Khalil di Molenbeek, Mohamed Toujgani. Sang Imam dicabut izin tinggal secara permanen di Belgia, melarangnya memasuki negara itu selama 10 tahun dengan mengajukan banding.
Menurut kantor Mahdi, pemerintah telah menerima informasi dari dinas keamanan Belgia yang menunjukkan bahwa Toujgani, yang telah tinggal di negara itu selama 40 tahun, menimbulkan “ancaman serius bagi keamanan nasional.”
Perintah untuk meninggalkan Belgia diberikan kepada imam, seorang warga negara Maroko, yang menurut outlet berita Belgia, VRT, dia patuhi. “Di masa lalu, kami memberi terlalu banyak kelonggaran kepada para pengkhotbah radikal,” kata Sekretaris migrasi Sammy Mahdi dalam sebuah pernyataan.
“Orang ini mungkin adalah pengkhotbah paling berpengaruh di Belgia. Dengan keputusan ini, kami membuat perbedaan dan memberikan sinyal yang jelas: kami tidak akan mentolerir mereka yang memecah belah dan mengancam keamanan nasional kami, ”tambahnya.
Toujgani telah menjadi tokoh kontroversial di Belgia selama beberapa tahun, setelah penggalian rekaman yang mengganggu sejak tahun 2009 di mana ia membuat beberapa pernyataan anti-Semit dan menyerukan pembakaran “Zionis yang menindas.”
Khotbah Toujgani tentang Islam konservatif konsisten dengan yang didukung oleh gerakan Ikhwanul Muslimin yang kontroversial, sebuah organisasi yang menyerukan Islamisasi bertahap masyarakat Barat.
VRT juga menyarankan dinas keamanan Belgia prihatin dengan dugaan hubungan Toujgani dengan pemerintah Maroko melalui kepresidenannya di Ligue des imams marocains de Belgique, sebuah organisasi yang bertujuan untuk menyatukan para imam Maroko di seluruh Belgia tetapi juga dikatakan “menyebarkan ekstremisme dan terlibat dalam spionase." Pengkhutbah itu tinggal cukup lama di Belgia sejak tahun 1982.