REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga Gubernur menggelar pertemuan di Bandung, Jumat (27/12) untuk membahas pembangunan di Provinsi Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta, dan Banten.
enurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, masalah yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut mengenai penanganan tata ruang bersama, transportasi bersama, pembangunan terpadu, dan penanganan banjir bersama. ''Itu yang paling pokok, yakni keterpaduan. Banten, mungkin Wakil Gubernurnya yang hadir,'' ujar Heryawan, Jumat.
Saat ditanya apakah ada MoU, Heryawan mengatakan, ketiga provinsi sudah sepakat tentang beberapa, yakni kesepakatan untuk membagi-bagi tugas apa yang bisa dilakukan masing-masing dan membuat usulan ke pemerintah pusat. ''Yang sudah berjalan, kesepakatan bagi-bagi tugas konservasi di hulu dan hilirnya juga diselesaikan.''
Menurut Heryawan, secara akumulatif, jumlah air yang turun di Jabar sebenarnya itu-itu juga. Hanya, intensitasnya di waktu tertentu yakni saat curah hujan tinggi limpasan air lebih banyak. Namun, jumlah airnya kalau di kalkulasi pertahun sama.
Dikatakannya, sebenarnya kalau kawasan hulu diperbaiki, air yang bisa diserap tanah maksimal hanya sekitar 17 sampai 20 persen. Jadi, kalau pun hulu dihijaukan seluruhnya, belum tentu bisa mencegah banjir. Sebaiknya, di hilir juga perlu dipikirkan selain memperbaiki resapan air tanah, embung-embung alaminya harus dihidupkan kembali.
Menurut Heryawan, jangan selalu menyalahkan banjir kiriman Jabar. Karena, kalau pun Jabar penghijauannya hebat, tapi waduk dan sungainya tak diperbaiki, banjir akan terjadi.
Masalah lain yang akan dibahas, kata dia, terkait proyek besar seperti pembangunan Monorel. Mungkin, bisa dibangun dari kawasan Jakarta, Depok, dan Bekasi. ''Tapi kan kalau monorel di Jakartanya juga tak berjalan. Yang paling dekat busway,'' katanya.
Untuk Waduk Ciawi, menurut Heryawan, mungkin saja jadi pembicaraan. Walaupun sebenarnya yang paling memungkinkan dan cepat adalah menghidupkan waduk alami.