REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sedikitnya delapan orang tewas di Mogadishu, Jumat, ketika bom yang dikendalikan dari jarak jauh meledak di sebuah restoran yang ramai di ibu kota Somalia tersebut, kata polisi dan saksi.
Polisi menduga kelompok gerilya Al-Shabaab bertanggung jawab atas serangan bom itu, yang terjadi di daerah Dayniile yang terkenal tidak aman dan sering menjadi tempat persembunyian kelompok bersenjata tersebut. Al-Shabaab belum memberikan pernyataan mengenai pengeboman itu.
"Bom yang dikendalikan dari jarak jauh menyerang pasukan pemerintah. Delapan orang tewas, termasuk tiga prajurit," kata Mayor Kadar Mohamed, seorang polisi senior, kepada Reuters.
Al-Shabaab dihalau dari Mogadishu pada 2011 oleh pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, namun selama setahun terakhir kelompok itu melancarkan sejumlah serangan berskala besar terhadap sasaran-sasaran tingkat tinggi dan merongrong keamanan di Mogadishu.
Al-Shabaab mengejutkan dunia dengan serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Kelompok itu menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.
Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia. Al-Shabaab yang bersekutu dengan Alqaidah mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.