REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Meningkatnya jumlah wisatawan dan investor Muslim di Jepang, telah mendorong pemerintah di negeri sakura itu berencana membangun berbagai fasilitas untuk keperluan Umat Islam.
Di antaranya adalah dengan menyediakan lebih banyak lagi makanan halal dan ruang shalat yang nyaman di bandara-bandara.
“Kami tengah berusaha membuat bandara yang bersahabat bagi umat Islam dan masyarakat lainnya yang mengunjungi Jepang, terutama saat digelarnya Olimpiade 2020 nanti,” kata seorang pejabat humas di Bandara Narita kepada Nikkei Asian Review, seperti dilansir World Bulletin, Jumat (27/12).
Ia berharap, langkah tersebut dapat menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia saat berlangsungnya pesta olahraga tersebut di Tokyo. Khususnya pengunjung dari negara-negara Muslim di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia.
Oleh karena itu, Pemerintah Jepang kini sedang mempersiapkan diri dengan menjalankan berbagai program pelatihan untuk membuat layanan senyaman mungkin bagi Umat Muslim.
Di antaranya adalah menyediakan informasi memadai yang berhubungan dengan Islam pada bandara dan bisnis-bisnis lainnya.Kebijakan tersebut mencakup pula pembangunan ruang shalat dan tempat berwudhu di bandara-bandara yang menurut jadwal sudah akan rampung pada Januari nanti.
Menurut beberapa catatan, Islam mulai diperkenalkan ke Jepang pada 1920. Saat itu, banyak umat Muslim dari Uni Soviet yang mencari perlindungan ke negara ini dari kekejaman rezim komunis. Hari ini, populasi Umat Islam yang tinggal di Jepang di perkirakan mencapai 120 ribu jiwa.