REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA -- Enam orang tewas dan enam lainnya cedera akibat serangan bom pada acara Malam Tahun Baru di pulau Filipina selatan yang rawan, demikian pernyataan resmi militer Filipina, Rabu (1/1). "Bom rakitan meledak dekat satu gereja Katolik di kota Sumisip, Basilan, satu pulau tempat gerilyawan Abu Sayyaf beroperasi," kata juru bicara militer lokal Kapten Jefferson Somera.
Tentara dan polisi yang menangani keadaan darurat mengatakan acara itu diselenggarakan di kediaman Manuel Casineros, satu relawan pro-pemerintah dan juga sopir untuk gereja itu. Polisi mengatakan motif serangan itu tidak jelas, kendatipun Casineros nampaknya membantu pihak berwenang dalam melindungi para pekerja kebun karet dari tindakan pemerasan oleh geng-geng bersenjata termasuk Abu Sayyaf.
Tahun lalu, gerilyawan Au Sayyaf menyerang satu konvoi yang membawa para pekerja perkebunan, menewaskan enam orang dan mencederai 22 orang lainnya di lokasi yang sama. Abu Sayyaf yang didirikan tahun 1990-an dengan bantuan dana dari Osama bin Laden dituduh melakukan serangan-serangan teroris yang paling banyak menimbulkan korban, termasuk penculikan-penculikan terhadap warga-warga asing dan serangan-serangan bom yang mematikan.
Pemerintah mengatakan kekuatan kelompok itu telah berkurang dan kini menjadi geng kriminil yang tidak jelas ideologinya selama beberapa tahun belakangan ini, dan para anggotanya menurun tajam yang kini diperkirakan berjumlah ratusan otang. Pihak berwenang mengatakan satu faksi Abu Sayyaf di satu pulau terdekat diperkirakan masih menahan sejumlah sandera asing dan Filipina, termasuk dua warga Eropa dan seorang warga Jepang. Pada Desember 2013 lalu, seorang wartawan TV Jordania ditahan selama 18 bulan mengaku melarikan diri dari para penyanderanya.