Rabu 01 Jan 2014 17:54 WIB

15 Warga Denpasar Jadi Korban Petasan Tahun Baru

 Para pedagang menjajakan beragam jenis dan ukuran petasan serta kembang api.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Para pedagang menjajakan beragam jenis dan ukuran petasan serta kembang api.

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Sedikitnya 15 warga Kota Denpasar dari berbagai usia menjadi korban ledakan petasan saat merayakan Tahun Baru 2014 sehingga harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

"Dari tadi malam sampai saat ini sudah ada 15 pasien korban petasan, termasuk seorang pria berusia 40 tahun yang jari telunjuk kirinya putus," kata Kepala Instalasi Rawat Darurat RSUP Sanglah, Denpasar, dr Krisna Wibawa, Rabu.

Dari 15 korban ledakan petasan itu, lima di antaranya sampai saat ini masih menjalani rawat inap karena mengalami luka serius. "Sedangkan 10 pasien sudah bisa diizinkan pulang," ujarnya.

Selain dari Kota Denpasar, lanjut Krisna, ada juga beberapa korban ledakan petasan yang dirawat di rumah sakit itu berasal dari Kabupaten Badung.

Sebelumnya Polda Bali dan jajaran pejabat eksekutif mengeluarkan larangan penggunaan petasan pada perayaan Tahun Baru. Polisi hanya mengizinkan penggunaan kembang api secara terbatas, seperti hotel dan tempat-tempat konsentrasi massa yang merayakan malam pergantian tahun.

Namun sejak Selasa (31/12) malam hingga Rabu sore suara petasan tak pernah berhenti. Padahal, polisi sudah beberapa kali menggelar razia petasan.

Sementara itu, sejak Selasa (31/12) pukul 19.00 Wita hingga Rabu pukul 08.00 Wita, RSUP Sanglah telah menangani 31 pasien kegawatdaruratan.

Sebanyak 25 pasien itu ditangani bagian bedah, sedangkan enam lainnya ditangai bagian medik. Di antara pasien yang masuk pada saat-saat menjelang dan sesudah pergantian tahun itu adalah tujuh orang akibat kasus kecelakaan lalu lintas, empat orang mabuk minuman keras, dua orang korban penusukan, dan tiga pasien ibu hamil.

"Secara keseluruhan korban kecelakaan lalu lintas didominasi para pengguna sepeda motor, namun tidak ada yang harus menjalani operasi berat," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement