REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Sebanyak 16 ribu warga Wilayah Andean Cusco di Peru meninggalkan rumah mereka pada Rabu (1/1), setelah air Sungai Quillabamba menjebol tanggulnya setelah hujan lebat.
Dalam pernyataannya kepada jaringan media berita Peru, Radio Programas del Peru, Wali Kota Quellouno Jesus Lobaton mengatakan air sungai tersebut meluap saat dini hari, dan menghanyutkan rumah serta harta di permukiman terpencil yang yang terletak 1.151 kilometer di sebelah tenggara Ibu Kota Peru, Lima.
Lobaton mengumumkan keadaan darurat untuk memfasilitasi kedatangan bantuan buat ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal dan semua harta mereka akibat terjangan air. "Satu bagian kota kecil tersebut terpengaruh," kata Lobaton, sebagaimana dilansir Xinhua, Kamis (2/1) pagi.
"Saya ingin menyiagakan pemerintah sentral sehingga itu dapat mulai mempersiapkan bantuan darurat yang dapat disediakannya," tambah Lobaton.
Fedia Castro, pemimpin regional Provinsi Convencion, tempat Quellouno berada, memberitahu wartawan bahwa tim pertolongan provinsi dan wilayah telah dikerahkan untuk membantu warga setempat. Castro mengatakan bantuan yang disediakan oleh pemerintah provinsi dan wilayah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan orang yang kehilangan rumah, sehingga pemerintah pusat diminta mengirim peralatan dan bantuan-kemanusiaan darurat.
"Kami berharap mereka membantu kami, kami memerlukan peralatan, sebab peralatan yang kami miliki tidak mencukupi," kata Castro. Pemerintah lokal tetap prihatin karena hujan masih turun, dan khawatir banjir terjadi lagi karena air sungai dan bendungan meluap.