Kamis 02 Jan 2014 21:43 WIB

Perusahaan Tambang Sumbang Proyek Restorasi Satwa liar

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah pertambangan bijih besi milik China menyumbangkan sebagian kawasan pertambangannya sekaligus dana untuk dipasangi pagar anti predator di Australia Barat. Perusahaan bijih besi, Top Iron, menginvestasikan modal senilai AUD$1.4 juta atau sekitar Rp 15 miliar selama lima tahun mendatang dalam proyek  restorasi satwa liar di Gunung Gibson.

Lembaga Konservasi Satwa Liar Australia (AWC) sedang melaksanakan proyek konservasi yang membutuhkan pagar khusus sepanjang 43 kilometer untuk memagari areal konservasi seluas 7,800 hektare. Kawasan proyek konservasi itu berdekatan dengan lahan hak guna usaha milik perusahaan pertambangan bijih besi, Top Iron, di wilayah barat pertengahan Australia Barat, empat jam dari utara Perth.

Direktur Eksekutif, Atticus Fleming mengatakan proyek ini bertujuan memperkenalkan kembali sembilan mamalia paling terancam di Australia termasuk bilbies, numbats, woylies dan bandicoots. Mamalia yang hendak direstorasi itu perlu dilindungi agar tidak dimangsa kucing liar Australia. Karenanya kawasan konservasi itu perlu dipagari untuk mencegah masuknya predator.

Fleming mengatakan Top Iron akan menginvestasikan dana yang besarnya tiga kali diatas total dana yang diperlukan oleh otoritas Perlindungan Lingkungan di Australia Barat. "Kemitraan ini merupakan terobosan baru dimana perusahaan pertambangan bersedia berinvestasi sedikit dari keuntungannya untuk upaya konservasi,”kata Fleming.

"Sumbangan tanah dan dana ini juga menjadi contoh bagaimana perusahaan asing bersedia membantu upaya melindungi dan menempatkan kembali hewan-hewan yang yerancam terpinggirkan dari habitatnya di alam liar."

Data resmi memperkirakan populasi kucing liar Australia saat ini mencapai 18 juta ekor.   Kucing-kucing liar itu diduga membunuh lebih dari 75 juta marsupial kecil di malam hari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement