REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mendesak seluruh faksi Palestina untuk mengembalikan persatuan nasional.
Secara khusus ia menyerukan kepada Gerakan Hamas yang berbasis di Gaza untuk bekerjasama mengakhiri perpecahan nasional yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Abbas menyatakan hal tersebut dalam pidato memperingati Hari Ulang Tahun Revolusi Palestina ke-49 yang disiarkan tv nasional Palestina, Rabu (1/1)
Sebagaimana dikutip kantor berita Palestina WAFA yang diberitakan Mi’raj News Agency, Abbas juga menyerukan seluruh faksi Palestina untuk menciptakan sebuah pemerintahan teknokrat dan segera menetapkan tanggal bagi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
Perdana Menteri Palestina dari Faksi Hamas, Ismail Haniyah, sebelumnya mengatakan dalam konferensi pers pertama kali diadakan di Jalur Gaza, Selasa (31/12), tahun 2014 ini akan menjadi tahun rekonsiliasi nasional Palestina.
Untuk ini, ia menegaskan pemerintahnya akan mengambil langkah-langkah yang lebih praktis. Ia telah minta Abbas untuk bertemu dengan Hamas guna membahas rekonsiliasi sesuai dengan kesepakatan yang dicapai di Kairo pada 2012.
Perpecahan antara Fatah dan Hamas dimulai pada tahun 2006 saat Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina. Pada tahun berikutnya, bentrokan meletus antara dua faksi. Hamas berhasil menguasai Jalur Gaza dan Fatah mengendalikan wilayah Tepi Barat.
Faksi-faksi Palestina telah berupaya mencapai rekonsiliasi nasional selama bertahun-tahun, namun selalu gagal. Barulah pada tahun 2012, kedua fihak mencapai persetujuan dengan menandatangani dua perjanjian --satu di Kairo (Mesir) dan satu lagi di Doha (Qatar).
Namun demikian, kedua perjanjian itu belum pernah sepenuhnya diimplementasikan. Kini kedua fihak sudah sama-sama menyatakan tahun 2014 untuk mengadakan rekonsiliasi sebagai implementasi perjanjian yang ditandatangani.