REPUBLIKA.CO.ID,MEULABOH -- Harga tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) kini menjadi Rp 145 ribu per tabung. Kenaikan harganya mencapai Rp 50 ribu, karena sebelumnya dijual dengan harga Rp 95 ribu per tabung.
Kenaikan harga yang cukup tinggi itu membuat sejumlah ibu rumah tangga kecewa dan marah. Sebetulnya, pengguna gas 12 kg di daerah yang pernaah dilanda gelombang tsunami ini tidak begitu besar. Menurut Iriansyah Putra, masyarakat Aceh lebih banyak menggunakan gas 3 kilogram. ''Gas 12 kilogram terbatas yang pakai. Hanya kalangan menengah ke atas saja,'' ujar Ryan, Sabtu (4/1).
Ryan mengaku, sudah dua hari ini harga gas 12 kg mencapai Rp 145 ribu. Itupun stoknya terbatas dan kebanyakan agen mengatakaan tak memiliki stok gas 12 kg. Dia mengatakan, kemarin berhasil mendapatkan gas 12 kilogram di di kawasan Sibreh Kabupaten Aceh Besar. ''Ibu saya mengeluhkan kenaikan harga yang sampai Rp 50 ribu itu. Beliau bilang mau pakai yang 3 kg saja nanti,'' ujarnya. Tampaknya, sebagian besar pelaku industri rumah tangga di Aceh akan beralih ke tabung 3 kg .
Sementara menurut Nurul Utami, ibu rumah tangga dari Kota Meulaboh Aceh Barat, kenaikan harga gas 12 g sangat memberatkan. ''Gas itukan bahan yang sangat fital, jadi kalo harga gas naik, yang lain juga pasti ikutan naik. Gimana nasib rakyat kecil macam seperti saya. Jadi haarusnya jangaanlah dinaikkan,'' ujar Nurul.
Pendapat senada diungkapkan Farida di Banda Aceh. Menurutnya, kenaikan gas elpiji sangat menyusahkan masyarakat. ''Du saat barang sedang melambung tinggi harga gas juga naik. Kamu sangat keberatan dengan kenaikan harga gas, sementara minyak tanah sudah sangat langka, gas juga naik harga, kasihanlah masyarakat yang hidup pas-pasan,'' ujarnya.