REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melejitnya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bisa memiliki efek positif dan negatif dalam demokrasi. Dalam jangka panjang Jokowi membahayakan proses pembangunan pelembagaan partai politik. Di sisi lain, dalam jangka pendek, Jokowi bisa menjadi kontrol terhadap dominasi elit partai politik.
"Masyarakat tidak akan melihat proses pembangunan partai politik secara kelembagaan, tapi masyarakat akan melihat figur. Dalam jangka panjang ini membahayakan pelembagaan partai. Tapi dalam jangka pendek merusak dominasi elit partai," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta Selatan, Sabtu (4/1).
Begitu kuatnya figur Jokowi, menurut dia, terlihat dari pengaruh Jokowi dalam mempengaruhi elektabilitas partai. Dijelaskannya, dalam survei dengan model eksperimen yang dilakukannya, ternyata ada peran kuat figur Jokowi di PDI Perjuangan. Hasil survei menyebutkan jika Jokowi dicalonkan PDI Perjuangan maka elektabilitas partai berlambang banteng gemuk ini elektabilitas ya naik menjadi 27 persen. Namun jika tidak mencalonkan Jokowi, elektabilitasnya hanya 14 persen."Ini menunjukkan kalau masyarakat kita tidak punya partai," ungkapnya. Naiknya Jokowi ini, dalam jangka panjang bisa membahayakan proses pelembagaan partai.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement