REPUBLIKA.CO.ID, BRASIL – Brasil selaku tuan rumah Piala Dunia dinilai gagal dalam mempersiapkan sarana dan prasarana lapangan. Dikutip, Sky Sports, Senin (06/1), Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan, Brasil, selaku tuan rumah Piala Dunia, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain yang menjadi tuan rumah sebelumnya.
Pernyataan keras ini muncul karena enam dari 12 stadion, yang sebelumnya ditargetkan bisa diselesaikan 31 Desember, masih belum bisa terealisasikan. Penundaan tersebut mempengaruhi persiapan sarana lainnya seperti hotel, bandara dan jalan.
“Brasil sebenarnya memiliki tujuh tahun untuk mempersiapkannya. Bila dibandingkan dengan negara sebelumnya yang menjadi tuan rumah, mereka bahkan memiliki waktu yang lebih sedikit yakni enam tahun,” jelasnya.
Presiden FIFA mengatakan kepada surat kabar Swiss 24 Heures, Brasil bekerja sangat lambat. "Tidak ada negara yang begitu jauh di belakang dalam persiapan. Semenjak saya telah di FIFA, Brasil merupakan satu-satunya negara tuan rumah yang telah memiliki begitu banyak waktu yakni tujuh tahun,” jelasnya. Dia menambahkan, Afrika Selatan, jauh lebih baik dalam mempersiapkan segalanya saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.
Kritikan Blatter ini semakin dipertegas setelah mengetahui Stadion Itaquera Arena di Sao Paulo yang akan dijadikan tuan rumah sebagai tempat upacara pembukaan belum juga dapat diselesaikan.
Pemerintah Brazil mengumumkan penyelesaian stadion ini diperkirakan akan rampung Februari mendatang. Namun, pihak FIFA tetap memberikan ultimatum agar penyelesaian seluruhnya dapat dirampungkan hingga 15 April mendatang.
Blatter menegaskan, kritikannya ini tidak ada maksud apa pun. Hal ini dilakukan agar tuan rumah lebih terorganisir dalam mempersiapkan sarana dan prasarana pertandingan Piala Dunia nanti.
Kritikan Blatter ini santer beredar sebagai ajang pencitraan Bletter untuk bisa menjabat sebagai Presiden FIFA pada 2015 mendatang. Namun, dengan tegas Bletter membantah kabar angin tersebut. "Saya tidak bisa menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’,” tegasnya.