REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo boleh mentereng, tetapi hal ini tidak jaminan pria asal Solo itu akan dicalonkan sebagai presiden.
"Perubahan elektabilitas bisa saja terjadi di hari-hari ke depan," kata Direktur Indo Barometer, M Qodari, dalam jumpa pers dan diskusi hasil survey nasional di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/1).
Qodari menjelaskan, elektabilitas Jokowi bukanlah jaminan pencapresannya, baik oleh PDIP maupun partai-partai lainnya.
Ia berkata, perubahan elektabilitas bisa terjadi ke depan. "Minimal sampai menjelang pemilu," katanya.
Qodari berkata, peluang perubahan elektabilitas partai akan terjadi ialah soal party ID sangat rendah, hanya 21,9 persen, sedangkan jumlah pemilih mengambang (floating mass) cukup tinggi, sekitar 88 persen.