REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Badan sepak bola dunia mendapat banyak kecaman pada Kamis menyusul klaim Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke yang menyebutkan bahwa Piala Dunia 2022 di Qatar akan dimainkan pada musim dingin.
Pernyataan Valcke segera diralat FIFA, namun hal itu tidak menghentikan badai kecaman dari berbagai pihak.
Dan Ketua UEFA Michel Platini dengan cepat memberikan opininya, ia menuding badan sepak bola dunia itu mengambil keputusan-keputusan sewenang-wenang yang melampaui batas.
Sebagai Presiden UEFA, Platini duduk di Komite Eksekutif FIFA, yang dikepalai oleh Presiden FIFA Sepp Blatter, namun ia mengklaim komentar-komentar Valcke mengindikasikan bahwa badan itu telah dikendalikan hanya oleh para petinggi FIFA.
"Pada pertemuan Komite Eksekutif terakhir pada Oktober telah diputuskan bahwa proses konsultasi mendalam semesinya diluncurkan di seluruh bagian sepak bola dan tidak ada keputusan yang akan diambil sebelum Piala Dunia 2014 di Brazil," kata Platini kepada surat kabar olahraga Prancis L'Equipe.
"Juga telah ditentukan bahwa tidak seorang pun semestinya bicara mengenai subyek ini sampai saat itu."
"Oleh karena itu saya tidak paham mengapa hal ini didiskusikan secara publik. Dua bulan lalu Blatter yang membicarakannya, kal ini Valcke, namun keputusan semestinya dibuat oleh Komite Eksekutif FIFA."
"Namun mungkin Komite Eksekutif sudah tidak ada gunanya lagi. Jika keputusan telah dibuat, tidak ada gunanya lagi kami melakukan pertemuan."
"Secara esensial, sebagian orang suka berbicara."
Media Eropa segera mengangkat masalah perselisihan internal ini di mana La Gazzetta dello Sport asal Italia menuliskan judul utama, "Chaos Qatar 2022: kapan itu akan dimainkan?"
Gazzeta kemudian menuliskan, "Itu masih 'sembilan' (sebenarnya delapan) tahun lagi namun Qatar 2022 sudah menjadi Piala Dunia paling rumit sepanjang sejarah."
"Salah satu masalahnya - dan bukan satu-satunya yang membuat bersatunya kondisi-kondisi para pekerja (asing) lokal - adalah: kapan itu akan dimainkan?"
L'Equipe asal Prancis tidak kurang mengutuk konflik yang berasal dari markas FIFA.
"FIFA dihantam masalah dingin yang cepat," tulisnya, sebelum menambahi, "Dengan mengumumkan secara prematur mengenai penggantian Piala Dunia 2022 ke musim dingin, sekretaris jenderal Jerome Valcke telah menciptakan kekacauan baru dalam dunia sepak bola."
Pada Rabu, sosok terkuat nomor dua di sepak bola internasional, berkata kepada Radio France, "Tanggal-tanggal untuk Piala Dunia (di Qatar) tidak akan dilangsungkan pada Juni-Juli."
"Sejujurnya, saya pikir itu akan diselenggarakan antara 15 November dan paling telat 15 Januari."
FIFA segera mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa ia lebih mengekspresikan opini pribadinya, bukan kebijakan resmi.
Namun tindakan itu akan menimbulkan kekacauan di banyak liga Eropa dan mungkin pihak yang paling marah dengan kata-kata Valcke adalah kubu Inggris.
Oliver Kay, ketua koresponden sepak bola untuk surat kabar The Times Inggris segera memberikan komentar.
"Itu merupakan pernyataan prematur, ceroboh dari salah satu sosok terkuat di dunia sepak bola, namun itu memperlihatkan dua kebenaran mutlak," tulisnya.
"Yang pertama adalah bahwa Piala Dunia 2022 tidak akan berlangsung pada musim panas di Qatar. Yang kedua adalah, untuk semua pembicaraan ini diperlukan "konsultasi-konsultasi yang sangat dalam," FIFA hanya melaju ke gerakan-gerakan sebelum menstempel Piala Dunia pertama pada musim dingin."
Surat kabar lain, The Daily Mirror, menyuarakan kemarahan senada.
"Menggeser Piala Dunia ke musim dingin akan memicu kekacauan di liga-liga di seluruh dunia, termasuk Liga Utama Inggris, ketika mereka harus memainkan pertandingan-pertandingan pada November, Desember, dan Januari."
Para pemain di Inggris menggunakan akun media sosial Twitter untuk menyuarakan kemarahan mereka.
"Piala Dunia di tengah musim #ceroboh #memalukan," tulis bek West Bromwich Albion dan Irlandia Steven Reid.
Tidak semuanya menjadi bencana dan kesedihan, seperti yang dipaparkan presiden Liga Sepak bola Spanyol Javier Tebas meminta semua pihak yang terlibat untuk menggulung lengan baju dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
"Semua orang perlu berusaha, namun tidak berarti bagi saya untuk menjadi sangat serius, ini tidak dramatis," ucapnya pada artikel di El Pais.
"Semua orang harus memberi kelonggaran maka Piala Dunia dapat dimainkan di semua bagian di dunia."
"Kita tidak dapat mendiskriminasi salah satu area karena suhu musim panas mereka terlalu tinggi."