Jumat 10 Jan 2014 21:41 WIB

Anas Dilempar Telur, Para Loyalis Pun Kesal

Rep: Irfan Fitrat/ Red: A.Syalaby Ichsan
  Mantan Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengenakan rompi tahanan, memberikan keterangan pers usai diperiksa selama lima jam di gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1).   (Republika/Wihdan Hidayat)
Mantan Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengenakan rompi tahanan, memberikan keterangan pers usai diperiksa selama lima jam di gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden telur sempat mericuhkan suasana ketika Anas Urbaningrum digiring menuju mobil tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (10/1). Salah seorang yang berada di kerumunan awak media dan aparat kepolisian sempat melempar telur ke arah mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Kejadian itu terjadi ketika Anas keluar dari gedung KPK. Sebelumnya, Anas sempat memberikan pernyataan kepada awak media. Aparat kepolisian kemudian mengawal Anas untuk menuju mobil tahanan. Jalan menuju mobil itu sempat terhalang oleh awak media. Sementara aparat kepolisian membuat barikade untuk membuka jalan tersebut.

Dalam situasi berdesakan itu, tiba-tiba seorang pria yang mengenakan jaket berwarna coklat berbaju putih memukulkan telur ke kepala Anas. Sontak aksi itu memicu reaksi sejumlah pihak. Termasuk Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) I Gede Pasek Suardika yang saat itu mendampingi Anas. "Woi, itu siapa," teriak beberapa orang.

Perhatian pun sempat terusik karena kejadian itu. Ada yang terkonsentrasi dengan Anas, ada juga yang tertarik untuk menyorot aksi nekat pria berbaju coklat. Aparat kepolisian langsung mengamankan pria itu untuk menghindarkan pihak yang merasa kesal akan kejadian itu. Bahkan ada yang beraksi keras akan insiden telur itu. "Saya tidak terima," ujar orang itu kepada pihak kepolisian.

Selepas Anas masuk mobil tahanan dan bergerak menjauh, orang berjaket coklat itu menjadi sasaran kemarahan. Beberapa orang meminta pihak kepolisian untuk mendatangkan kembali orang tersebut. Salah seorang yang mengaku aktivis 98, Sahrul Kace Mahulahu, bahkan berteriak-teriak dengan nada kesal. "Ini tindakan aniaya. Ini pidana ini, kriminal," kata dia.

Sahrul mengatakan, Indonesia negara hukum. Ia menyesalkan aparat kepolisian yang tidak bisa kecolongan. Bahkan ia menduga orang berjaket cokelat itu merupakan suruhan. "Apa bisa rakyat seperti itu. Jangan-jangan itu perintah dari Cikeas. Kenapa hadirkan orang itu ke sini biar kita tahu," ujar dia dengan nada emosi.

Kemarahan-kemarahan itu akhirnya mulai mereda. Beberapa awak media dan aparat kepolisian berusaha menenangkan pihak yang masih emosional. Sementara itu di dalam gedung, Juru Bicara KPK Johan Budi menggelar jumpa pers untuk memberikan keterangan mengenai penahanan Anas.

Ia mengatakan, Anas ditahan di Rutan Kelas I Jakarta Timur Cabang Rutan KPK untuk 20 hari ke depan. Anas menjadi tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek di Hambalang dan atau proyek-proyek lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement