REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP REI Jakarta Setyo Maharso mengatakan, banjir yang melanda Jakarta telah membawa kerugian besar bagi masyarakat, pengembang perumahan maupun Pemerintah DKI Jakarta.
Meski demikian, banjir-banjir tersebut akhirnya dapat membentuk peta-peta baru lokasi hunian yang bebas dari banjir bagi para masyarakat.
''Banjir sangat merugikan bagi siapapun yang tinggal di daerah banjir, dan karena itu peta baru hunian bebas banjir akan sudah terlihat, masyarakat yang baru akan mencari tempat tinggal sangat mempertimbangkan hunian yang bebas banjir,'' ujar Setyo dalam siaran persnya, Selasa (14/1).
Bagi pihak pengembang, kata Setyo, berubahnya kondisi tanah dan bertambahnya cekungan dataran akibat banjir menjadikan biaya produksi pembangunan infrastruktur sektor perumahan akan meningkat.
"Yang biasanya 'nguruk' tanah cuma 60 cm tapi karena banjir bisa jadi 1,5 meter, itu cukup menambah biaya produksi dan imbasnya kembali ke masyarakat," jelas Setyo.
Menurut Setyo strategi dalam menangani atau menghindari hunian dari banjir telah menjadi agenda yang penting untuk dilakukan. Entah mencari lahan baru yang bebas dari banjir atau bagi hunian yang sudah ada dapat memanfaatkan pompa untuk pembuangan air atau menggunakan rekayasa bangunan agar tidak terkena banjir.
"Pihak pengembang terus berupaya membuat strategi agar perumahan yang dibangun dapat membuat nyaman para penghuninya, termasuk dari gangguan banjir. Nantinya iklan-iklan perumahan dengan gimmick 'bebas banjir' akan banyak muncul," ujarnya.