Kamis 16 Jan 2014 04:18 WIB

Tahun Ini, Kebutuhan Pengungsi Suriah Capai 4,2 Juta Dolar AS

Rep: Hannan Putra/ Red: Mansyur Faqih
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.
Foto: NEW YORK TIMES
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Setidaknya dibutuhkan 4,2 juta dolar AS untuk menutupi kebutuhan para pengungsi di Suriah. Hal itu diungkapkan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Antonio Guterres di Kuwait, Rabu (15/1).

"Pengungsi membutuhkan makanan, tempat berteduh dari musim dingin, layanan kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak mereka," ujarnya seperti dikutip dari Kuwait News Agency, Rabu (15/1). Kehadiran Antonio di Kuwait untuk menghadiri pertemuan negara pendonor bantuan sosial bagi Suriah. 

Kuwait terpilih menjadi tuan rumah konvensi penjaminan bantuan kemanusiaan yang dibuka Rabu (15/1). Pertemuan akbar tersebut dibuka Emir Kuwait, Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan dihadiri kalangan elite di Timur Tengah. Sekjen PBB, Ban Ki-Moon juga hadir dalam pertemuan itu.

Antonio mengatakan, kebutuhan dana tersebut mencakup kebutuhan makanan, obat-obatan dan layanan kesehatan, pendidikan bagi anak-anak pengungsi, dan tempat tinggal yang layak. Menurutnya, terpaan musim dingin membutuhkan tempat berteduh yang layak agar sengatan musim dingin tidak menyengsarakan pengungsi.

Perkiraan dana yang dibutuhkan jauh lebih tinggi dari tahun lalu. Pada 2013, bantuan UNHCR untuk pengungsi Suriah sebanyak dua miliar dolar AS.

Bantuan tersebut berupa makanan untuk dua juta pengungsi, tempat tinggal bagi 40 ribu orang, pelayanan kesehatan bagi 1,25 juta orang, dan pembangunan fasilitas pendidikan bagi 600 ribu anak-anak pengungsi. 

Namun saat ini, jumlah pengungsi Suriah sudah mencapai angka dua jutaan. Tentu bantuan dana tidak lagi bisa disamakan dengan tahun lalu.

Dalam kesempatan itu, Antonio mewakili UNHCR memuji negara-negara anggota Kerjasama Teluk (GCC) yang sangat loyal dan banyak berkontribusi untuk pengungsi Suriah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement