REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Untuk pertama kalinya, industri pariwisata Tasmania, Australia, menyedot sejuta kunjungan turis. Sekitar 10 persen pengunjung berasal dari luar negeri, sisanya adalah turis domestik dari Australia sendiri.
Operator maskapai penerbangan dan kapal feri melaporkan bahwa terdapat 1.007.000 pengunjung yang tiba di Tasmania dalam periode setahun yang berakhir September 2013.
"Lonjakan jumlah pengunjung terutama terjadi saat musim dingin," jelas Menteri Pariwisata Negara Bagian Tasmania, Scott Bacon, baru-baru ini.
"Kita menyaksikan [program seni] Dark MOFO, pertumbuhan yang lebih tinggi untuk Festival of Voices, pertandingan futbal Australia di Lauceston," jelasnya.
Menurut direktur utama lembaga pariwisata Tourism Tasmania, John Fitzgerald, data menunjukkan bahwa fokus pemerintah untuk promosi melalui iklan di media sosial tampak berhasil. "Dibanding negara-negara bagian lainnya, lebih banyak orang datang ke sini karena rekomendasi, dan wahana utama rekomendasi dari mulut ke mulut itu adalah media sosial."
Industri Pariwisata negara bagian saat ini bisa dibandingkan dengan negara-negara bagian lainnya, tambah Fitzgerald."Misalnya, Wilayah Utara Australia, mendapat sekitar 1,3 juta, jadi kita cukup dekat dengan negara-negara bagian semacam itu," ucapnya.
Fitzgerald menyatakan bahwa ia ingin Tasmania mendapat 1,5 juta pengunjung dalam satu tahun pada tahun 2020.Pencapaian ini diumumkan menyusul pengumuman maskapai Qantas bahwa penerbangan ke ibukota Tasmania, Hobart, akan diganti dengan layanan QantasLink bulan April mendatang. Keputusan maskapai tersebut untuk menyediakan lebih banyak jadwal penerbangan dengan menggunakan pesawat yang lebih kecil disambut baik oleh industri pariwisata.