REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Ketua Parlemen AS, di Komite Intelijen Mike Rogers pada Ahad (19/1) mengatakan, ia sedang menyelidiki apakah mantan agen mata-mata Edward Snowden mendapat bantuan dari Rusia dalam mencuri dan mengungkapkan rahasia pemerintah AS.
"Saya percaya ada alasan ketika saat ini dia berakhir di Rusia yang dilindungi oleh agen rahasia Rusia (FSB) di Moskow. Saya pikir itu tidak kebetulan," kata Mike Rogers dalam program NBC yang dilansir dari Reuters.
Pelarian Snowden dari Amerika Serikat ke Hong Kong dan kemudian berakhir di Rusia, di mana ia akhirnya mendapatkan suaka politik disana. Para pejabat AS ingin Snowden kembali ke Amerika Serikat untuk dituntut proses hukum.
Tuntutan hukum ini atas pembocoran Snowden atas sejumlah besar dokumen rahasia AS, yang memicu perdebatan di seluruh dunia tentang penyadapan. Rogers menuduh Rusia atas tuduhannya menemukan beberapa petunjuk. Ia pun mengakui sedang menyelidiki link Rusia untuk kegiatan Snowden itu.
Senator lain, Dianne Feinstein, yang memimpin Komite Intelijen di Senat AS mengatakan bahwa Snowden mungkin mendapat bantuan dari Rusia. "Kami tidak tahu bagaimana bantuan mereka pada tahap ini," kata Feinstein.
Feinstein mengatakan Snowden memperoleh pekerjaan di Badan Keamanan Nasional, dengan maksud ia dapat mengambil sebanyak-banyaknya data intelejen. Pada saat yang lain, Anggota parlemen AS lain Michael McCaul yang juga ketua Komite Keamanan Negara juga menuduh Snowden mendapat bantuan asing.
"Saya tidak berpikir, Mr Snowden memiliki sarana untuk melakukan ini semua sendiri," katanya. Ia percaya bahwa Snowden telah digunakan oleh kekuatan luar untuk melakukan apa yang dia lakukan. Namun McCaul enggan mengungkapkan 'kekuatan luar' itu dengan Rusia. "Saya tidak bisa menjawab itu," katanya.
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin menjamin keamanan Snowden di negaranya selama Olimpiade Musim Dingin Sochi mendatang, walaupun beberapa delegasi AS tetap menghadiri even olahraga tersebut.
"Snowden aman dalam perlindungan suaka sementara di Rusia. Ia memiliki hak untuk bepergian dengan bebas di seluruh negeri. Dia tidak memiliki batasan khusus," kata Putin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika