Selasa 21 Jan 2014 18:46 WIB

Kelompok Oposisi Suriah Terpecah Jelang Perundingan Damai

Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok oposisi utama Suriah pada Senin malam menyatakan kesediaan untuk mengikuti perundingan damai pada pekan ini setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membatalkan undangannya kepada Iran yang merupakan negara sekutu utama pemerintah Presiden Bashar Al Assad.

Meskipun demikian, kelompok oposisi besar Suriah lainnya di pengasingan, Dewan Nasional Suriah (SNC), justru menyatakan akan keluar dari koalisi nasional Suriah sebagai bentuk protes atas perundingan damai Jenewa II.

SNC menyatakan bahwa keterlibatan dalam perundingan damai di Jenewa berarti mengingkari komitmen untuk tidak melakukan nogosiasi selama Bashar masih berkuasa.

Sebelumnya Koalisi Nasional Suriah dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka menyambut baik keputusan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, yang membatalkan undangan kepada Iran. Hal ini mengingat Iran tidak memenuhi pra-syarat untuk terlibat dalam konferensi perundingan damai Jenewa II.

Ban secara mendadak mengeluarkan Iran dari perundingan damai yang akan dilangsungkan pada pekan ini di Swiss setelah negara tersebut menolak untuk menyatakan mendukung dibentuknya pemerintah transisional sebagai cara mengakhiri perang saudara di Suriah. Keputusan pencabutan undangan untuk Iran tersebut diambil kurang dari 24 jam setelah undangan dikirimkan.

Ban mengambil keputusan tersebut setelah didesak oleh kelompok oposisi Suriah dan Amerika Serikat yang meminta undangan dibatalkan jika Iran tidak mendukung deklarasi Suriah yang diputuskan oleh sejumlah negara besar di Jenewa pada 2012 lalu.

Sementara itu, Bashar sendiri kembali menyatakan tidak akan mengundurkan diri oleh desakan kelompok oposisi dan masyarakat internasional.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement