Rabu 22 Jan 2014 00:30 WIB

Taliban Remehkan Ajakan AS

Milisi Taliban (ilustrasi)
Foto: english.alarabiya.net
Milisi Taliban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Gerilyawan Taliban yang memerangi pemerintah Afghanistan dan pasukan pimpinan NATO yang ditempatkan di Afghanistan telah meremehkan seruan Amerika Serikat untuk menyerah dan memulai dialog dengan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di negara dilanda perang itu.

"Setelah serangan berturut-turut pada pasukan dan membunuh beberapa pejabat berperingkat dari negara-negara sekutu Amerika dalam serangan bunuh diri di sebuah restoran di Kabul pada Jumat, AS telah meminta Emirat Islam Afghanistan (nama rezim Taliban yang digulingkan) untuk meletakkan senjata dan memulai pembicaraan dengan pemerintahan boneka Kabul," kata pernyataan Taliban yang diposting di situsnya.

"Kami benar-benar menolak permintaan Amerika," kata Taliban dalam pernyataan itu.

Satu serangan bunuh diri di restoran Lebanon di bagian benteng dari Kabul pada Jumat malam menewaskan tiga penyerang dan 21 lebih termasuk 13 orang warga sipil asing tewas. Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu dan bersumpah untuk meluncurkan serangan lebih lanjut.

"Jika Amerika menginginkan perdamaian di Afghanistan, mereka harus menarik semua pasukannya dan meninggalkan rakyat Afghanistan untuk memutuskan masa depan mereka sendiri," lanjut pernyataan Taliban.

Gedung Putih, menurut laporan media, Sabtu meminta gerilyawan Taliban untuk meletakkan senjata dan memulai pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Taliban di masa lalu juga telah menolak tawaran untuk pembicaraan dan mengatakan tidak akan ada dialog dengan adanya kehadiran pasukan asing di Afghanistan.

"Taliban tidak akan meletakkan senjata kecuali semua penjajah meninggalkan negara dan pemerintahan Islam dipulihkan," kata Zabihullah Mujahid, yang mengklaim juru bicara Taliban, berkeras dalam pernyataan itu.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement