REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi capres Partai Demokrat Gita Wirjawan menilai, Indonesia tak mampu bersaing dengan negara lain di dalam era globalisasi jika tak mengubah sejumlah hal. Misalnya, tarif suku bunga yang terlalu tinggi dan perbaikan infrastruktur.
Di Thailand, katanya, ada ribuan orang belajar bahasa Indonesia. Itu bukan karena mereka suka bahasa Indonesia. Namun cuma mengantisipasi pasar Indonesia yang akan dibuka.
"Mereka siap jual barang dan jasa di Medan dan Indonesia. Ini terkait kesepakatan globalisasi dan perdagangan bebas," kata Gita dalam keterangan resmi yang diterima ROL, Rabu (22/1).
Dia berjanji, jika menjadi presiden tak akan menghentikan kesepakatan soal pasar bebas Asean. Yang akan dia lakukan justru mendorong produk Indonesia agar bisa bersaing dengan produk dari negeri seperti Thailand.
"Saya yakin banyak kita di sini yang memakai handphone, tapi bukan buatan Indonesia. Karena tekad kita kurang. Tantangan kita adalah bagaimana kita buat HP yang lebih murah, berkualitas, tapi cantik sehingga laku di mana pun," jelasnya.
Untuk mendorong itu, ujar Gita, maka pemerintah harus memberikan insentif kepada pengusaha serta meningkatkan infrastruktur. "Satu lagi suku bunga di Indonesia itu terlalu tinggi. Di Malaysia saja suku bunga dua persen," kata Gita.