REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat Satwa, Singky Soewadji memperkirakan isi brankas di Kebun Binatang Surabaya (KBS) berupa cula Badak yang nilainya mencapai miliaran rupiah itu isinya kosong, meski kondisi brankas tergembok.
"Itu cula Badak KBS yang mati pada saat KBS dipimpin Pak Said (Ketua Perkumpulan Kebun Binatang Surabaya). Cula itu sangat berharga, tapi jangan-jangan isinya kosong karena sudah dicuri orang," kata Singky di Surabaya, Rabu (22/1).
Menurutnya, ada empat cula Badak dengan ukuran kecil dan besar yang dulu sempat disimpan di kantor KBS. Namun, saat kepemimpinan Said dilengserkan Stany Soebakir, cula tersebut diamankan dalam brankas.
Saat kepemimpinan Stany dilengserkan dr Komang dan direbut kembali Stany, keberadaan cula tidak jelas, apakah masih ada di brankas atau sudah hilang dicuri orang. "Begitu juga pada saat Stany dilengserkan oleh Basuki. Kemudian kepemimpinan Basuki diambil alih TPS dan sampai saat ini direbut Pemkot Surabaya, cula masih misterius," ujarnya.
Ia berkata harga cula sekarang berkisar Rp 150-250 juta. Sedangkan untuk ukuran besar sekitar Rp 500 juta ke atas. "Jika cula itu ada empat, maka bisa diperkirakan sendiri berapa harganya," ujarnya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya akan menyelidiki keberadaan 'harta karun' berupa brankas (lemari baja) yang kini masih terkunci di KBS, yang diduga berisi barang-barang berharga yang nilainya diperkirakan miliaran rupiah.
"Hasil audit dari Unair (Universitas Airlangga) menemukan ada brankas yang digembok tiga. Jika saya titipkan ke pengadilan, uangnya yang mencapai dua karung itu tidak akan laku pada tahun berikutnya," kata Tri Rismaharini.