Rabu 22 Jan 2014 22:48 WIB

BNPB Bantah Tenda SBY Seharga Rp 15 Miliar

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Hafidz Muftisany
Pengungsi bersama petugas BNPB memasang tenda pengungsian erupsi Gunung Sinabung, di halaman kantor Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis, Brastagi, Karo, Sumut, Minggu (5/1). Akibat erupsi Gunung Sinabung yang terus terjadi beberapa hari terakhir, jum
Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Pengungsi bersama petugas BNPB memasang tenda pengungsian erupsi Gunung Sinabung, di halaman kantor Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis, Brastagi, Karo, Sumut, Minggu (5/1). Akibat erupsi Gunung Sinabung yang terus terjadi beberapa hari terakhir, jum

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE- Rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menginap di tenda khusus yang telah dibangun di pos pengungsian bencana Gunung Sinabung di Gereja Paroki Kabanjahe pada 23-25 Januari 2014 ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantah harga tenda tersebut senilai Rp 15 miliar.

"Iya benar yang di belakang Gereja Paroki. Harga tenda posko yang digunakan menginap Presiden tersebut Rp 60 juta per unit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho yang ditemui di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu (22/1).

Sutopo membantah adanya tenda khusus untuk Presiden SBY yang dibangun dengan harga sebesar Rp 15 miliar. Menurutnya Presiden SBY akan menggunakan tenda posko untuk menginap selama berkunjung di pengungsian Gunung Sinabung.

Tenda tersebut biasanya digunakan BNPB dan BPBD untuk posko lapangan dan menampung pengungsi. Begitu pula para Menteri-menteri yang mendampingi Presiden juga akan menginap di tenda posko atau pengungsi.

Tenda ini banyak digunakan BNPB atau BPBD di banyak tempat bencana seperti di Way Ela Maluku, di Mentawai, gempa Aceh dan banjir Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement