REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pembangunan sodetan Ciliwung - Cisadane hingga saat ini masih mendapat penolakan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang. Penolakan ini didasari kekhawatiran pembuatan sodetan itu justru akan menambah debit banjir di kedua wilayah penyangga ibu kota tersebut.
Menanggapi persoalan itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengaku tak mau ambil pusing terkait penolakan tersebut. Padahal, kata Basuki, akan ada pengkajian manfaat dari pembangunan sodetan Ciliwung - Cisadane.
"Ide pembuatan sodetan sudah ada dari tahun 2000-an. Malah sudah ada studi dari Jepang. Saya kira kalau Bupati Tangerang menolak, ya mungkin pak Jokowi akan datang ke beliau dan pusat juga akan ada kajian - kajiannya sehingga semua bisa dijelaskan secara ilmiah," ujar Basuki di Balaikota, seperti dilansir situs beritajakarta.
Namun, diakui Basuki, ada anggapan bahwa hasil kajian dari Negeri Sakura itu tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini di Tangerang. "Jadi, kita nanti ada kajian lah. Bukan kita yang memutuskan, ya pakai kajian saja gitu. Jadi biarin saja pusat yang mengkaji," katanya.
Ditambahkan Basuki, Pemprov DKI tidak terlalu ambil pusing jika Pemkot dan Pemkab Tangerang bersikukuh menolak pembangunan sodetan kali Ciliwung ke Cisadane. "Tidak terlalu dipikirin, kita jalanin waduk-waduk yang sudah ada saja. Kalau yang di Depok akan kita hibahkan juga dan mereka yang normalisasi," tegas Basuki.
Seperti diketahui, kesepakatan pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane merupakan salah satu hasil rapat di Bendung Katulampa, Bogor beberapa waktu lalu yang dihadiri Gubernur DKI Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan sejumlah kepala daerah di Provinsi Jawa Barat. Namun, rapat tersebut tidak dihadiri oleh Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.