Kamis 23 Jan 2014 15:55 WIB

Sistem Database Mustahik Terintegrasi Dibutuhkan

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Baznas KH Didin Hafidhuddin
Foto: Republika/Agung
Ketua Baznas KH Didin Hafidhuddin

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menekankan perlunya sistem database yang terintegrasi untuk membangun dunia perzakatan.

Dengan demikian, dapat mendorong terwujudnya program zakat yang lebih terstruktur dan sistematis di negara ini.

Ketua Umum Baznas KH Didin Hafidhuddin mengatakan, hingga saat ini Indonesia belum memiliki kesatuan database mengenai para pemberi zakat (muzaki) dan penerima zakat (mustahik).

"Karena itu, kami berencana membentuk sistem database yang terintegrasi secara nasional. Mungkin akan dimulai dari pembenahan database mustahik dulu," ujar kyai Didin di Balikpapan, Selasa (21/1).

Ia menuturkan, pemerintah mempunyai beberapa sumber data yang dapat digunakan untuk memetakan jumlah penduduk miskin di Indonesia.

Sebut saja, data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta dari sumber-sumber lainnya.

Walau demikian, menurut Didin, semua itu masih perlu diverifikasi, sehingga bisa diketahui mana yang paling relevan dengan masalah zakat.

"Di antara mustahik itu kan ada fakir dan miskin. Pengertian miskin menurut versi pemerintah mungkin memiliki sedikit perbedaan bila dibandingkan dengan konsep dunia zakat," ujarnya.

Dengan adanya database yang terintegrasi, kata Didin lagi, ia berharap ke depan tidak ada lagi tumpang tindih mustahik dalam penyaluran zakat.

Untuk mewujudkan rencana itu, Baznas akan membangun beberapa infrastruktur penunjang. Salah satunya adalah sistem teknologi informasi (IT) online yang beroperasi secara nasional.

Direktur Pelaksana Baznas Teten Kustiawan mengungkapkan, pembangunan sistem IT database online ini nantinya membutuhkan anggaran Rp 7 miliar.

Besaran tersebut sudah mencakup biaya sosialisasi dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang bakal mengopersikan sistem tersebut.

"Anggaran untuk pembangunan sistem IT ini memang belum dicantumkan dalam APBN sampai sekarang. Tapi, Alhamdulillah, kami sudah punya master plan-nya. Dan, sekarang tinggal menjalankan rencana saja," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement